1.6

2.1K 314 59
                                    

Chenle memandang Guanlin yang duduk manis di sofa yang berada di hadapan Chenle. Bahkan adik kembarnya itu dengan santainya meminum kopi yang baru saja ia buat di dapur apartemen Chenle.

"Bisa lo jelasin kenapa lo berada disini An? Berada di Indonesia?"

Guanlin mendongak, menatap Chenle sebentar.

"Aku sedang bertugas Le. Aku menjaga cucu dari Marvel Erlangga," jawab Guanlin menggunakan bahasa Inggris. Berbeda dengan Chenle yang menggunakan bahasa Indonesia.

"Jisung?" tanya Chenle.

Guanlin mengangguk. "Sekaligus aku bisa menjagamu dan juga Renjun."

"Lo udah ketemu dengan Renjun?"

Guanlin menggelang.

Chenle tercengang, "Lo nyari masalah An."

"Salah sendiri. Dia ke Indonesia nggak ngomong-ngomong ke gue," jawab Guanlin menggunakan bahasa Indonesia.

"Kalau nggak ada yang ngalah di antara lo berdua, bisa-bisa bubar kalian," ucap Chenle tak habis pikir.

"Ya gue cari yang lain lah," ucap Guanlin terkesan bodo amat.

"Halah. Palingan lo kebakaran jenggot duluan si Renjun jalan sama cowok lain," ledek Chenle. "Gue kasih tau ya An. Renjun di sekolah itu banyak yang suka. Bahkan Jeno, Mark sama Jisung juga suka sama Renjun."

"Lo pikir gue percaya?" tanya Guanlin. Jelas saja ia tak percaya, karena tadi ia belum melihat cowok yang menggoda tunangannya itu.

"Terserah! Asal lo jangan ngerengek ke gue kalau Renjun beneran mutusin lo dan pacaran sama cowok lain."

***

Jisung, Jeno, Mark, Guanlin, dan Jungwoo berdiri di lorong masuk sekolah. Mereka nampak menunggu seseorang, ah bukan mereka tapi Jisung.

"Lo nunggu siapa sih Ji?" tanya Jungwoo.

"Orang," jawab Jisung.

Ya, Jisung menunggu Chenle. Ia ingin memastikan kejadian tiga hari yang lalu. Ia memastikan ingatannya bahwa Chenle yang menolongnya dan sepertinya mengetahui sindromnya. Jisung tentu saja takut jika Chenle tau. Ia takut jika pemuda itu menyebarkannya ke satu sekolah, mengingat Chenle yang dendam kepadanya.

"Itu si cowok buruk rupa Ji!" seru Jeno menunjuk pemuda berkacamata dengan rambut klimis karena panmode. pemuda itu berjalan bersama Renjun yang selalu terlihat sempurna setiap harinya.

"Hey cowok buruk rupa!" panggil Jisung. Tapi cowok yang di panggil tidak menghentikan langkahnya.

"Kalau lo manggil gitu dia nggak bakal noleh Ji," komen Mark yang diangguki oleh Jeno.

Jisung menghela napas, ia menatap Chenle yang semakin jauh saja. "Lele!"

Chenle berhenti. Sebelum menoleh ia tersenyum miring. Sebenarnya ia mendengar Jisung memanggil dirinya dengn cowok buruk rupa. Tapi, Chenle tak merasa buruk rupa, jadi ia mengabaikannya.

"Apa?" tanya Chenle malas-malasan.

Jisung berjalan menghampiri Chenle. Ia menatap Chenle bingung.

"Lo kemarin yang nolongin gue?"

"Iya," jawab Chenle datar.

"Apa sikap-gue kemarin. . ."

Chenle mengangkat sebelah alisnya heran. Menatap Jisung yang menggaruk-garuk tengkuknya. Ia tau apa maksud Jisung sebenarnya. Tapi, ia pura-pura tidak tau aja.

"Apa?" tanya Chenle pura-pura bingung.

Jeno yang berdiri di sebalah Jisung pun membuka suara. "Apa sikap Jisung kemarin aneh?"

ARCADE | JICHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang