2.6

1.3K 179 19
                                    

Berita tentang ditemukannya mayat di sebuah gedung kosong yang diduga Kevin Andrean langsung membuat heboh seluruh agent Dark Blood Indonesia.

Kevin Andrean yang merupakan dalang dari kejadian 8 tahun yang lalu itu, masih menjadi buronan hingga sekarang. Lelaki yang merupakan mantan agent DB itu belum mendapatkan ganjarannya akibat perbuatannya masa lalu.

"Sial! Bisa-bisanya si bangsat itu mati!"

Jisung meninju tembok yang berada di belakangnya. Sungguh, ia ingin membunuh lelaki itu dengan tangannya sendiri. Bukan seperti ini, ditemukan membusuk di balik tembok gedung.

"Sabar Ji. Lagipula ini masih dugaan. Masih ada kemungkinan kalau mayat itu bukan si Kevin."

Mark mencoba menenangkan sahabatnya, sembari tangannya bergerak lincah membalas WhatsApp dari Jeno.

"Bagaimana?"

Austin yang baru saja kembali dari New York tadi pagi, datang dengan napas yang tidak teratur. Ia menatap Mark dan Jisung dengan wajah tak sabar.

"Belum tau bang. Kita di larang masuk," jawab Mark.

"Lo udah kasih lihat kartu anggota lo?"

Mark mengangguk. "Udah. Tapi, tetap di larang masuk."

Austin berdecak, ia menyugar rambutnya kebelakang dengan kesal. "Yaudah kita tunggu bokap lo aja atau Pak Hendra. Beliau juga sudah datang. Baru setengah jam yang lalu mendarat."

Tubuh Jisung menegang. Jujur ia belum siap bertemu dengan keluarga Chenle. Ia masih ingat bagaimana mengamuknya ibu Renjun pada dirinya. Belum lagi tatapan Daddy Renjun yang menusuk kearahnya. Bukan takut, tapi entahlah ia sendiri bingung untuk menjelaskannya.

"Lo tenang oke.."

Mark menepuk pundak Jisung dengan pelan. Ia paham dengan kegelisahan Jisung. Dalam hati ia juga berharap, tidak akan ada pertengkaran besar nanti. Terlebih Jisung dan Guanlin.

"Gue benar-benar nggak terima kalau orang yang ada di dalam adalah si Kevin," ucap Ronald yang tadi datang bersama Austin. Ia baru saja mengintip dari sela-sela tembok yang berlubang.

Tak lama rombongan orangtua datang. Jonathan dan Hendra langsung mendatangi petugas sembari memperlihatkan KTA mereka. Namun lagi-lagi mereke ditolak. Bahkan Guanlin sudah siap untuk berargumentasi langsung ditarik oleh sang Daddy.

"Nggak boleh masuk?" Tanya Marcell.

Jonathan mengangguk.

"Anjing! Kenapa?!"

"Yang bukan orang berkepentingan, dilarang masuk."

"Sialan!"

"Terus kita harus apa sekarang?" Tanya Rama kepada teman-temannya.

"Btw, Aliyah mana Lex? Kok nggak ikut?"

"Lagi ada urusan," jawab Alex pendek.

"Urusan penting banget? Sampai nggak bisa ditinggal? Ini tentang Chenle loh Lex.."

Alex mengedikkan bahu, memilih memasukkan tangannya pada kantong celananya. Bersikap cool seperti biasa. Ya memang benar ada urusan, menjemput cucu-cucunya pulang dari sekolah.

"Ini nggak ada yang masuk?"

Jeno yang baru saja datang bersama Renjun dan Donghyuck bertanya pada siapa aja yang mau menjawab. Napasnya masih kembang kempis karena harus berlari dari tempat mobilnya terparkir diluar. Jalan yang kecil membuat mereka harus jalan beberapa meter untuk sampai disana.

"Nggak bisa masuk. Semua yang ada disini nggak ada yang punya ijin."

"Ijin apalagi? Bukannya mereka juga orang-orang yang bekerjasama dengan Dark Blood untuk kasus ini? Untuk apa lagi ijin-ijin segala!"

ARCADE | JICHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang