1.13

2K 268 45
                                    

Pertandingan basket baru saja selesai. Chenle, Donghyuck, dan Renjun mulai turun dari tribun menuju pintu keluar untuk menunggu Jaemin yang baru saja akan mengganti baju basketnya. Mereka akan menunggu di parkiran.

"Lo nyariin siapa sih Le?" tanya Donghyuck melihat Chenle yang sedari tadi celingak-celinguk seperti mencari seseorang.

"Ah, nggak," ucap Chenle menggelengkan kepalanya. Ia terseenyum menyembunyikan kebohongannya.

"Tumben ya si Lucas nggak ikut nonton pertandingan," ucap Renjun menyayangkan. "Padahal tim basket kita menang banyak tadi."

"Dihubungin nggak bisa pula," sambung Donghyuck membenarkan.

Tak lama kemudian, Jaemin datang bersama Jeno, Mark, dan juga Guanlin. Melihat itu Donghyuck langsung sibuk dengan smartphonenya.

"Gila Jae keren banget lo tadi!" seru Renjun.

"Oh iya dong, gue gitu," jawab Jaemin menyugar rambutnya dengan pede.

"Yaudah sih, ayo pergi. Mumpung si bapak tiri nggak ada," ucap Donghyuck yang sudah jengah. Ia tak mau berada di dekat Mark. Apalagi Mark yang terus menatapnya dari tadi.

"Loh, Lucas nggak datang?!" tanya Jaemin yang dibalas gelengan oleh Donghyuck, Chenle dan juga Renjun.

"Yaudah kuy lah," ucap Jaemin yang akhirnya bisa tersenyum senang. Soalnya kalau ada Lucas mereka tidak bisa main malam-malam.

"Emang mau kemana?" tanya Jeno mencekal pergelangan tangan Jaemin.

"Mau nonton," jawab Jaemin nyengir.

"Ini udah malam loh. Mau nonton apa?" tanya Jeno menatap Jaemin tajam.

"Mau nonton yang midnight Jen," bukan Jaemin yang menjawab, tapi Donghyuck.

"Jaemin nggak boleh ikut. Lo kalau mau nonton, nggak perlu ngajak-ngajak Jaemin," ucap Jeno menatap Donghyuck. Donghyuck, ia menatap Jeno kesal.

"Possesive banget si Jeno," bisik Renjun di telinga Chenle.

"Tunangan lo lihat.." gumam Chenle. Matanya memang menatap ke arah depan, tapi ia masih bisa melirik jika Guanlin menatap dirinya dan juga Renjun tajam.

"Abaikan," ucap Renjun terkekeh.

"Kenapa sih Jen? Apa yang salah-"

"Salah Jae!" potong Jeno langsung. "Lo nggak tau, apa bahayanya pulang tengah malam?" tanya Jeno. "Dan bukannya lo tau, penculik yang suka nyulik anak SMA belum di tangkap sampai sekarang," tatapan Jeno melembut. Kedua tangannya memegang bahu Jaemin. "Gue nggak mau lo kenapa-napa. Lo paham kan maksud gue?"

Donghyuck mendengus. Ya, ia iri melihat Jeno yang begitu perhatian kepada Jaemin. Sedangkan Mark, boro-boro perhatian, peduli aja nggak.

"Maaf Hyuck, Njun, Le, gue nggak bisa ikut," ucap Jaemin meminta maaf.

"Santai Jae. Kita bertiga juga nggak pa-pa kok," jawab Chenle tersenyum.

"Atau di ganti aja besok pulang sekolah," saran Jaemin yang sebenarnya tidak tega membiarkan teman-temannya berkeliaran malam-malam. Ia juga takut, siapa tau para penculik itu malam ini akan berulah.

"Nggak ah. Pengen nonton sekarang," jawab Donghyuck menolak mentah-mentah saran Jaemin.

"Yaudah kita duluan ya," pamit Renjun dan Chenle mengikuti langkah Donghyuck yang sudah masuk ke dalam mobilnya. Tak lamaa, mobil yang di setir oleh Chenle telah pergi meninggalkan area parkir.

Jaemin menolehkan kepalanya, menatap Mark sengit. "Kenapa lo diam aja disini? Lo nggak ikutin Donghyuck?"

"Gue nggak ada waktu. Gue mau jemput Jisung," ucap Mark bergegas pergi begitu saja. Tak lama, Guanlin pergi mengikutinya.

ARCADE | JICHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang