2.3

1.4K 207 43
                                    

Catatan:
Sebaiknya baca part sebelumnya biar nggak bingung yaa. Takutnya pada lupa, soalnya hampir sebulan aku nggak update🤣😌🙏

Selamat membacaaa

****

Sudah hampir dua bulan Chenle berada di Indonesia. Selama ini belum ada yang mengetahui keberadaannya kecuali Jaemin, Taeyong, dan Raka -yang memang ikut membantunya 8 tahun yang lalu-. Teman-teman satu grup DB nya sudah tidak aktif lagi karena ternyata Austin sudah pindah ke New York mengikuti sang istri sejak lima tahun yang lalu. Ronald? Lelaki itu juga pindah ke Singapura bersama sang istri. Jadi, hanya tinggal Chenle, Taeyong dan Raka saja yang saat ini masih bertahan.

Dark Blood Indonesia sekarang sudah dipegang penuh oleh tim Lucas sejak tiga tahun yang lalu. Semua misi, mereka kerjakan di sela kesibukan mereka. Kesibukan inilah yang membuat mereka bekerja tidak pernah lengkap. Terkadang hanya beberapa yang free yang kemudian akan di bantu oleh Taeyong ataupun Raka.

Chenle? Tentu saja selama sebulan ini ia juga ikut membantu. Ia akan ikut jika Jaemin yang keluar seorang diri dengan Raka sebagai pengawas. Seperti saat ini, Chenle dan Jaemin sudah berada di salah satu Club yang berada di pinggir kota, mengintai lelaki yang menjadi sasaran mereka.

"Btw, lo gapapa Le jam segini belum pulang? Anak-anak lo gimana?"

Chenle menggeleng, "santai, anak-anak gue dirumah bang Raka. Mereka bakal berangkat diantar sama kak Tari.."

Kebetulan anak pertama dan kedua Raka, masih satu sekolah dengan anak-anak Chenle. Sehingga, Chenle bisa dengan tenang menitipkan anak-anaknya di sana.

"Nggak sungkan lo nitip anak-anak lo disana hampir tiap hari?" Tanya Jaemin dengan mata yang masih fokus menatap sasaran mereka.

"Nggaklah. Kak Tari juga bilang gapapa kok.."

"Tapi, sadar diri lah Le. Anak lo empat loh..."

Chenle terkekeh, "sadar diri kok gue. Tapi, mau dititipin kemana lagi, kecuali ke rumah bang Raka?"

Jaemin menghela napas. Ikut merasa bersalah. Seharusnya ia tak membahas ini. Ia berbeda dengan Chenle yang mempunyai orangtua dan mertua yang bisa menjadi tempat penitipan anak. Chenle disini hanya hidup berlima dengan anak-anaknya.

Jaemin menepuk pundak Chenle. "Sorry.."

Chenle hanya tersenyum sebentar dan kembali fokus pada misinya.

"Lagipula anak-anak lo kan pada kalem-kelem.."

"Yang pertama sama ketiga, iya kalem. Tapi kalau kedua sama yang bontot kalau lagi berantem bakal beda lagi. Moga aja mereka nggak sering-sering berantem. Hehe.."

"Wajar masih kecil Le," jawab Jaemin kalem. Ia jadi membayangkan bagaimana Chenle selama ini mengurus keempat anaknya seorang diri. Pasti sangat sulit.

"Gue pengen banget ngambil pengasuh buat mereka, tapi mereka nggak pernah mau. Mereka selalu bilang, kalau mereka udah gede, bisa ngurus diri sendiri. Terkadang, gue merasa bukan seorang orangtua yang baik buat mereka Jae.."

Jaemin menggeleng, "No. Lo baba yang baik bagi mereka. Mereka tumbuh sampai sekarang karena didikan lo yang luar biasa. Mereka cerdas, rendah hati, dan juga mandiri itu semua karena lo Le. Lo orangtua terbaik buat mereka.."

Chenle mengangguk-anggukkan kepalanya lalu tersenyum menghadap Jaemin. "thanks Jae--"

"Guys, berhenti curhatnya. Target kita udah ilang tuh.."

"Anjing bang Raka! Kenapa nggak ngomong dari tadi sih!"

***

"BABA!!"

ARCADE | JICHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang