1.3

2.2K 313 21
                                    

Seluruh siswa Erlangga High School berkumpul di aula. Hari ini kembali ada siswa baru. Mereka berharap siswa baru kali ini tidak seperti sebelumnya, buruk rupa.

Jeno, Jisung, dan Mark duduk ditempat biasanya mereka duduk. Tempat yang dikhususkan untuk mereka bertiga.

"Gue denger-denger siswa barunya submissive," ucap Jeno ke kedua temannya. "Gue berharap kali ini gak seperti kemarin. Setidaknya walaupun nggak manis, tapi masih enak dipandang."

"Seketika gue mual ingat cowok buruk rupa itu," ucap Jisung menampilkan muka ingin muntahnya.

"Lagian yang nyuruh lo ingat juga siapa Ji? atau jangan-jangan lo suka sama dia kali," ucap Jeno diakhiri dengan tawa.

"Sialan lo!" umpat Jisung setelah menoyor kepala Jeno.

"Pagi anak-anak. Hari ini kalian memiliki teman baru," ucap kepala sekolah menghentikan pertengkaran Jisung dan Jeno.

"Ini dia Renjun Ranjani.."

Seorang pemuda dengan rambut coklat dan wajah campuran tapi wajah Indonesia yang masih kental, memasuki panggung. Dengan senyum menawannya menghipnotis semua pria yang ada disana. Bagaimana tidak, Renjun termasuk sosok sempurna yang diidamkan oleh seluruh submissive di sekolah mereka.

"Gilaaa!! Tipe gue banget," ucap Jeno. Seketika radar playboynya kambuh.

"Gue yakin dia bakal milih gue daripada elo," ucap Jisung melirik Jeno sinis.

"Gak usah kepedean lo Ji. Gue lebih kece daripada elo," Jeno tak mau kalah. Ya, begitulah Jisung dan Jeno yang selalu berebutan cewek untuk dijadikan korban selanjutnya.

"Bagaimana kalau kita taruhan," ucap Mark tiba-tiba, membuat Jisung dan Jeno langsung menatapnya.

"Taruhan?" tanya Jeno tak mengerti.

"Ya, kita taruhan buat dapetin Renjun," ucap Mark menjawab.

Jisung menatap Mark tak percaya. Mark itu bukan tipe cowok memprebutkan cowok. Biasanya kalau Mark menyukai seseorang kemudian Jisung atau Jeno juga menyukainya ia akan mengalah. Dan sekarang???

"Wah Mark.."

***

Chenle dan Jaemin memasuki aula makan agak terlambat. Mereka baru saja mengumpulkan tugas ke guru mereka sehingga terlambat untuk makan siang.

"Dasar playboy," gumam Jaemin menatap meja yang tak jauh darinya. Chenle yang fokus makan akhirnya mendongakkan kepalanya.

"Kenapa Jae?" tanya Chenle.

"Lo lihat deh," ucap Jaemin menunjuk meja menggunakan matanya.

Chenle menolehkan kepalanya, matanya menyipit. Jisung, Mark, Jeno dan seorang pemuda lain yang tak ia kenal. Dan, sepertinya Chenle merasa familiar dengan punggung pemuda itu.

Chenle menatap Jaemin dengan bingung. Apa yang salah?

"Itu cowok, siswa baru disini," Chenle mangut-mangut. Sebenarnya ia tak tau karena tadi ia tidak ke aula. "Namanya Renjun. Pindahan dari luar negeri. Dari Chicago kalau gak salah."

Chenle dengan segera menolehkan kepalanya kembali. Matanya terbelalak menatap cowok yang sedang berjalan menuju meja Donghyuck, adalah Renjun. Oh God!

"Kenapa Le?" tanya Jaemin bingung.

Chenle sontak menggeleng. Ia tak ingin Jaemin curiga kepadanya.

***

Napsu makan siang Renjun menguap seketika. Kedatangan tiga orang pemuda dengan ketampanan diatas rata-rata membuatnya tak selera makan lagi. Bukan apa-apa, ketiga cowok yang duduk dimejanya itu terus merecokinya.

ARCADE | JICHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang