1.9

1.9K 275 19
                                    

"Lo bisa kapan Hyuck?" tanya Jisung.

Sebelumnya Donghyuck, Jaemin, dan Lucas menghabiskan waktu kosong pelajaran untuk makan-makan di kafetaria. Tapi tiba-tiba saja Jisung dkk datang menghampiri mereka. Jisung ingin menanyakan perihal berlatih bersama.

"Gue terserah sih," jawab Donghyuck datar.

"Lo bisa kapan Mark?" kini Jisung bertanya pada Mark.

Mark tak mengindahkan pertanyaan Jisung. Ia sibuk mengaduk-ngaduk jus alpukatnya.

"Mark jangan kayak anak kecil deh," ucap Jeno yang kesal sendiri dengan sikap Mark.

"Siapa yang kayak anak kecil?" tanya Mark menatap Jeno tajam.

"Ya elo lah. Masa cuma gara-gara Donghyuck ngegantiin Jungwoo lo jadi ngambek gini. Lagian kan awalnya ini emang posisi Donghyuck."

Jaemin di tempatnya bingung sendiri. Tolong, ia tidak mengerti dengan masalah para sahabat ini. Sebenarmya ia ingin pindah ke meja Chenle dan Renjun yang tak jauh dari mereka, namun Donghyuck memegang tangannya. Melarangnya pergi.

"Kalau emang lo nggak mau lo bisa bilang ke Bu Silvia buat cari pengganti gue," ucap Donghyuck sangat datar.

"Kenapa lo yang nggak ngomong aja sih kalau lo nggak bisa?" ucap Mark menatap Donghyuck sinis. "Gue yakin sebenarnya Jungwoo bisa tapi dia sungkan sama lo."

"Mark! Gue memang nggak bisa!" seru Jungwoo kesal.

"Semua orang juga tau suara Donghyuck lebih bagus daripada Jungwoo. Kenapa harus di ganti?" celetuk Lucas tiba-tiba. Ntah karena cemburu atau apa ia mengucapkan kata-kata yang begitu memohok di telinga Jungwoo.

"Lo ngomong apa?" Mark berdiri dari duduknya menatap Lucas tajam.

Jaemin mulai ketar-ketir. Ia duduk di samping Lucas. Kalau mereka adu jotos, besar kemungkinan ia akan kena juga.

"Lele!" Seru Jaemin yang melihat Chenle membawa piring berisi mi goreng berjumlah banyak. Tolong Jaemin tidak kuat duduk disini lagi.

Chenle berhenti. Menatap Jaemin bingung.

"Itu apaan?" Oke Jaemin tidak peduli dengan teman-teman penghuni mejanya tengah menatapnya.

"Indomie," jawab Chenle menyebut merek.

"Gila! Berapa biji?" tanya Jaemin yang melihat mi goreng Chenle menggunung di piring besar.

"Tujuh," jawab Chenle nyengir lima jari.

"Gue ikut dong," ucap Jaemin menarik tangan Donghyuck untuk berdiri. Cukup, hati Donghyuck sudah jangan di sakiti lagi oleh Mark.

"Gue juga ikut dong. Malas gue duduk di sini," ucap Jeno langsung berjalan ke meja Renjun bersama Donghyuck, Jaemin dan Chenle.

Tak lama kemudian Lucas berdiri. Pemuda itu ikut menyusul teman-temannya ke meja Renjun. Meja yang telah ramai dengan teriakan Jaemin karena di goda oleh Jeno.

***

Dua tim basket putra ESHS baru saja selesai latihan. Jaemin meminum tandas air minumnya. Lelah, dua jam mereka latihan tiada henti.

Jeno, Mark, Jisung, dan Lucas yang merupakan tim basket utama tidak seperti biasanya. Permaianan mereka buruk, bahkan saling menyalahkan. Benar-benar tidak seperti biasanya.

"Jae kita pulang duluan ya," pamit teman-teman basket Jaemin.

Jaemin mengangguk, "hati-hati."

"Kalian pulang sama siapa?" tanya Lucas ke tim basket Jaemin.

ARCADE | JICHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang