1.14

2.1K 258 63
                                    

Chenle berjalan mengikuti langkah Jisung yang memasuki sebuah club boxing yang ada di pusat kota Jakarta. Jisung terlihat cukup famous di tempat ini, mengingat beberapa orang yang melewati mereka nampak menyapa.

"Hei Jisung. Kemana aja lo? Lama nggak kelihatan," seorang lelaki yang kesekian datang menyapa Jisung, dan mau tak mau Jisung menghentikan langkahnya.

"Sibuk," jawab Jisung dengan datar.

"Sibuk? Sibuk ngapain?" tanya lelaki itu dengan kekehan anehnya.

Jisung tak menjawab. Ia hanya tersenyum tipis menanggapinya.

"Btw siapa?" tanya lelaki itu mengerling ke arah Chenle yang berdiri di belakang Jisung. "Pacar lo?"

Jisung terdiam sebentar lalu mengangguk.

"Serius?" tanya lelaki itu shock. Padahal ia tadi hanya bercanda. Ia tak menyangka jawabannya benar adanya.

Lagi-lagi Jisung mengangguk.

Lelaki itu hanya menatap Jisung tak percaya. Yang ia tau menurut kabar burung kekasih-kekasih Jisung terdahulu sangat lah cantik dan manis. Tapi, yang kini terlihat seorang pemuda dengan tinggi pas, warna kulit yang sedikit aneh, kacamata tebalnya, tai lalat cukup besar di pipi dan gigi depan yang maju, yang sangat-sangat jauh dari kata sempurna. Pemuda itu hanya menatapnya sambil tersenyum kecil.

"Ah ya kenalin gue Kevin. Teman sekaligus tentor Jisung," ucapnya memperkenalkan diri.

"Lele," balas Chenle menyambut uluran tangan Kevin.

"Yuadah gue duluan ya Ji," pamit Kevin lalu menatap Chenle. "Duluan Le."

Chenle mengangguk. Menatap pemuda itu yang kini berjalan melewatinya. Ia merasa pernah bertemu dengan lelaki itu. Tapi dimana yaa?

"Nggak usah ganjen," celetuk Jisung tajam, lalu menyeret tubuh Chenle memasuki sebuah ruangan.

Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah ring kecil, dan juga samsak tinju yang bergantungan di mana-mana.

Jisung menuntunnya menuju pojok ruangan dan menyuruhnya duduk di kursi panjang yang berbatasan dengan tembok.

"Lo mau ngapain?" tanya Chenle melihat Jisung membuka atasan seragamnya. Menyisahkan dalaman kaos berwarna putih.

Jisung hanya menatap Chenle sebentar, lalu menuju salah satu samsak setelah memakai sarung tinjunya. Chenle melihat Jisung memukul samsak tersebut dengan penuh emosi.

"Hei.."

Chenle menoleh, dahinya mengerut menatap Kevin yang telah duduk kembali di sampingnya.

"Sepertinya Jisung lagi emosi," ucap Kevin yang di balas senyuman tipis oleh Chenle.

"Sebenarnya gue balik lagi, ngira kalau Jisung mau latihan. Tapi, lihat dia kayak gitu, dia cuma mau melampiaskan kemarahannya," ucap Kevin lagi.

"Gue senang akhirnya Jisung mempunyai seseorang yang benar-benar ia cintai," ucapnya menatap lurus ke arah Jisung. "Makasih Le," ucapnya dengan senyuman. Terlihat tulus, tapi sedikit crepy Chenle melihatnya.

***

Jisung berjalan memasuki rumahnya. Sedikit bingung, ketika melihat halaman rumahnya yang penuh dengan mobil-mobil. Dahinya mengerut melihat orangtua Jungwoo yang datang menghampirinya dengan muka panik.

"Jisung, Jungwoo mana?" tanya Mama Jungwoo mencari-cari anaknya yang mungkin datang bersama Jisung

"Jungwoo nggak sama Jisung tante," jawab Jisung sedikit bingung.

ARCADE | JICHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang