1.10

2.1K 290 56
                                    

Hari ini Erlangga Senior High School dikosongkan dari mata pelajaran. Ini karena beberapa alumni penting datang ke sana. Alumni yang merupakan orang tua sahabatnya dan juga geng Jisung.

Chenle berjalan menuju lapangan basket outdor, disana semua siswa berkumpul. Begitupula dengan ketiga sahabatnya. Ia ditinggal sendiri, tanpa menunggunya sama sekali.

BRAK

Chenle tersentak kaget, ia tak sengaja menabrak seseorang membuat ia terpental sedikit.

"Maaf Pak," ucap Chenle meminta maaf. Ia membungkukkan badannya berkali-kali. Ia merasa sangat bersalah.

"Iya tidak apa-apa."

Chenle mendongakkan kepalanya menatap pria yang di tabraknya. Jantungnya seketika berdetak kencang. Matanya tiba-tiba terasa panas.

Oh Tuhan, batinnya.

"Kamu tidak apa-apa?"

Chenle menggeleng, ia menyeka air matanya yang hampir terjatuh.

"Saya permisi dulu," pria itu berjalan meninggalkan Chenle yang mulai menangis dalam diamnya.

***

"Donghyuck!"

Donghyuck menolehkan kepalanya, menemukan mamanya yang telah melambaikan tangan kepadanya.

"Ayo gue kenalin ke mama gue," ucap Donghyuck ke Jaemin dan Renjun. Ia menarik kedua tangan sahabatnya itu.

"Mama," Donghyuck memeluk tubuh mamanya dengan erat. Ia merindukan wanita yang telah melahirkannya. Sudah dua minggu ia tak bertemu dengan kedua orangtuanya.

"Kemarin Sabtu kenapa nggak pulang sayang. Mama kangen sama kamu," ucap Mama Donghyuck masih memeluk putra semata wayangnya. Menyalurkan kerinduannya.

Donghyuck melepas pelukan Mamanya. "Donghyuck kan udah bilang kalau Donghyuck bermalam di rumah Jaemin," ucapnya menatap Jaemin.

"Jaemin tante," salam Jaemin mencium punggung tangan mama Renjun.

"Renjun," kemudian Renjun mengikuti.

"Natasya, Mama Donghyuck," ucap Mama Donghyuck tersenyum menatap satu persatu teman putranya. Bersyukur karena putranya sudah memiliki teman lagi. "Loh kok cuma dua? Katanya punya tiga teman."

"Lele mana?" tanya Donghyuck ke Renjun dan Jaemin.

Jaemin dan Renjun dengan kompak menggeleng, "Nggak tau."

"Nanti Donghyuck kenalin ke Lele, kalau Lele udah datang," ucap Donghyuck.

***

Guanlin menuntun Chenle untuk duduk di bangkar uks. Ia melihat semua apa yang terjadi di koridor. Ia tentu juga tau apa yang membuat kakaknya ini menangis.

Chenle masih saja terisak. Segala kemungkinan telah muncul di otak pintarnya. Dan ia yakin pemuda yang ada di hadapannya sudah mengetahui semuanya.

"Lo udah tau kan An?" tanya Chenle mendongakkan kepalanya. Menatap dalam mata abu-abu kembarannya.

"Apa?"

"Bunda Aliyah. Lo tau kan kalau bunda Aliyah itu ibu kandung kita?"

Guanlin mengangguk.

"Sejak kapan An?" tanya Chenle. Ia kembali terisak membuat Guanlin langsung memeluk tubuhnya.

"Entahlah. Saking lamanya gue sampai lupa," jawab Guanlin mengelus punggung Chenle dengan sayang.

"Kenapa lo nggak cerita An? Kenapa lo nyembunyiin ini semua dari gue?" Chenle berusaha melepas pelukan Guanlin, tapi dengan sekuat tenaga Guanlin menahannya.

ARCADE | JICHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang