1.15

2K 260 50
                                    

Sudah tiga hari berlalu sejak kasus yang menjerat Marcell Erlangga. Keberadaan Jisung, Mark, dan Jeno hilang bak di telan bumi. Bahkan Lucas kesal sendiri karena semua guru-guru yang kepo terus menanyainya. Ditambah gadis pertukaran dari Singapura itu terus mengejarnya menanyakan keberadaan Jeno. Lucas jadi stress sendiri merasakannya.

"Sialan. Bisa gila gue lama-lama," gerutu Lucas sambil meletakkan makan siangnya dengan keras dimeja.

Chenle yang duduk sendiri mendongak, menatap Lucas prihatin, "padahal gue mau nanya tentang Jisung ke lo."

"Please Le.."

"Hehe santai napa No. Gue paham kok," ucap Chenle terkekeh. "Btw, tumben si bule Singapur nggak ngikuti lo lagi?"

"Iyalah. Jeno kan sudah masuk," jawab Lucas.

"Jisung juga dong?" tanya Chenle dengan raut bahagia.

"Nggak. Cuma Mark sama Jeno. Tapi, gue belum ketemu Mark," jawab Lucas membuat Chenle melongos sedih.

"Tenang Le. Jisung aman kok. Lo nggak perlu khawatir gitu," ucap Lucas yang mengerti kekhawatiran Chenle.

"Haloo. Long time no see," sapa Mark yang datang bersama Donghyuck dan Jungwoo. Ia memilih duduk di samping Chenle dan menatap pemuda itu dengan dahi mengernyit. "Napa lo?"

Chenle mendengus, "gapapa."

"Lo kangen sama gue ya?" todong Mark senyum-senyum tak jelas.

Chenle menghembuskan nafasnya dengan pelan, mencoba sabar menghadapi Mark yang tiba-tiba menjadi gila seperti ini. "Hyuck, lo bisa bawa tunangan lo pergi nggak, sebelum gue tendang dari sini."

"Elah Le baper amat. PMS?"

"Mark.." ucap Donghyuck memperingati yang langsung dibalas kekehan sayang dari Mark.

"Jisung baik-baik aja kok Le. Tenang oke. Nanti gue salamin deh," hibur Mark yang juga merasa kasihan pada Chenle.

"Jaemin sama Renjun mana?" tanya Donghyuck mulai mengalihkan pembicaraan.

"Nggak tau," jawab Lucas.

"Masih kelas kali," ucap Chenle menambahkan.

"Gue kasihan tau sama Jaemin. Gue takutnya si Jeno balik lagi sama cinta pertamanya itu," ucap Donghyuck.

"Kayaknya emang si Jeno masih gamov deh. Jeno kan cinta mati sama si Cassie," ucap Jungwoo.

"Iya sih benar," ucap Lucas menganggukkan kepalanya.

***

"Tungguin ya Jae. Awas lo tinggal," ucap Renjun memasuki kamar mandi dengan terburu-buru.

Jaemin menggeleng-gelengkan kepalanya melihat keabsurdan Renjun. Tak habis pikir pemuda manis itu tak memiliki malu sama sekali. Untung manis jadi bisa di maklumi.

Ditengah ia menunggu Renjun, tanpa sengaja ia melihat Jeno dan Cassie jalan berdua menuju taman belakang. Dengan banyak pertimbangan dan kekepoannya yang tinggi, Jaemin pun mengikuti mereka. Benar kata Chenle dan Lucas. Dirinya berhak disini karena dirinya masih kekasih Jeno.

Jaemin bersembunyi di balik tembok, sesekali mengintip Cassie yang tengah bersandar pada tembok dan Jeno yang berdiri dihadapannya. Mereka tampak berbicara tapi sayangnya Jaemin tidak bisa mendengarnya.

Lama Jaemin mengintai mereka hingga wajah kedua manusia berbeda gender itu semakin dekat dan Jaemin tau endingnya seperti apa. Tiba-tiba suatu perasaan aneh merasuk pada hati Jaemin. Perasaan sesak, membuat air matanya jatuh tanpa sadar.

ARCADE | JICHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang