1.2

2.3K 316 27
                                    

Jisung pulang kerumahnya dengan kemarahan yang menguasai dirinya. Semua maid yang bertemu dengannya pasti dibuat merinding karena aura yang menguar dari tubuhnya. Bahkan harus terkena tatapan tajam dari Jisung juga.

PRANG

Sebuah guci tak bersalah, telah menjadi korban Jisung. Para maid lantas keluar dan terpekik ngeri melihat tuan muda mereka pulang dengan keadaan marah. Seorang wanita parubaya datang menghampiri Jisung yang kini duduk disebuah sofa dengan tangan terkepal.

"Jisung, ada apa denganmu nak? Kenapa jam segini kamu sudah pulang?"

Jisung menolehkan kepalanya menatap wanita parubaya dengan raut wajah kesal.

"Ada yang berani sama Jisung mah," ucapnya dengan mata berkilat-kilat.

Wanita parubaya itu tersenyum, "Siapa yang berani sama kamu, sayang?"

"Dia siswa baru mah. Mukanya jelek, bukan jelek lagi tapi buruk rupa," cerita Jisung dengan menggebu-gebu. "Lihat mah, dia ngotorin almet Jisung," tambahnya sambil memperlihatkan almetnya yang terkena bumbu merah.

Wanita parubaya yang merupakan mama Jisung tersenyum dan mengelus rambut putranya dengan sayang. "Sudah gak papa. Ini masih bisa dicuci," ucapnya menghilangkan bumbu merah kering yang menempel di almet biru dongker anaknya.

"Jisung gak mau Mah! Jisung maunya yang baru," ucapnya manja.

Mama Jisung tersenyum lalu memeluk tubuh anaknya, "Iya-iya. Kita beli yang baru. Kamu jangan marah lagi, oke!"

Jisung cemberut sambil menggelengkan kepalanya dalam pelukan mamanya. "Jisung mau balas dendam Mah, biar cowok buruk rupa itu tau siapa sebenarnya Jisung!"

Mama Jisung terkekeh lalu menepuk-nepuk punggung anaknya. "Ingat! Jangan keterlalun!"

Jisung melonggarkan pelukannya dan mengangguk cepat. Kedua sudut bibirnya telah terbentuk senyuman menawan, memperlihatkan mata sipitnya yang siapa saja akan takluk jika melihatnya.

***

Sepulang sekolah, Chenle segera memasuki mobil antar jemputnya. Ia langsung memerintahkan Pak Joko yang merupakan supir pribadinya untuk mengikuti mobil tunangan Donghyuck. Kalian tau lah, tugas Chenle adalah menjaga putra Pak Adam dari jarak jauh.

Mobil Mark berhenti tepat disebuah apartemen yang ternyata juga apartemennya yang sekarang ia tempati. Dari mobil Mark, keluar Donghyuck yang cuek bebek langsung turun memasuki apartemen tersebut.

"Pak Joko tetap standbye ya," ucap Chenle sebelum turun dari mobilnya.

Langkah Chenle mengikuti kemana Donghyuck pergi, ia tak memperdulikan tatapan orang yang melihatnya dengan jijik, ia terus mengikuti langkah Donghyuck.

Donghyuck memasuki lift dan mau tak mau, Chenle mengikutinya. Nampak Donghyuck melirik Chenle, mungkin karena seragam mereka yang sama.

Donghyuck keluar tepat dilantai 15, dan Chenle tetap mengikutinya. Toh, ternyata apartemen mereka satu lantai. Chenle berpikir, mungkin Pak Adam sengaja.

Donghyuck memasuki pintu bernomorkan 1523, dan sepertinya pemikiran Chenle tadi benar, kalau Pak Adam sengaja. Pintu Chenle bernomorkan 1524 yang berarti tepat didepan apartemen Donghyuck.

***

"Woy!!"

Jaemin tersentak kaget dan menatap bengis pelaku yang mengagetkannya itu. Kalau boleh, ia ingin membunuhnya saja.

"Gak boleh gitu natapnya Jae. Yang sopan sama gue," ucap pelaku yang mengagetkan Jaemin. Seorang pemuda dengan lesung pipit tunggal di pipi kanannya.

ARCADE | JICHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang