Hari ini Yesa seharian merebahkan diri di kasur kamar kostnya, setelah kemarin capek mengikuti Dava yang lari-larian di dalam galeri. Terbesit di pikirannya jika dia menyesal bawa Dava ke Edwin's Gallery. Bagaimana tidak? Niatnya mau santai tapi tetap nugas, berbeda halnya dengan Dava. Dia seperti anak TK yang baru pertama kali masuk galeri seni.
Anak itu terlalu semangat dan membuat Yesa kecapekan. Dan berakhir Dava mengatakan ini,
"Sorry ya Yesa. Gue seneng banget soalnya. Karya di dalem galeri sana bagus-bagus banget! Karena udah bikin lo kecapekan gini, gue aja deh yang bikin laporannya full. Lo tinggal nitip nama doang. Gimana?"
Jika sudah seperti itu, Yesa iya-iya saja, siapa yang tidak mau ketika membuat tugas hanya menitip nama? Pasti mau. Supaya lebih meyakinkan Dava, Yesa menerima tawaran itu dengan wajah yang dibuat-buat. Ia berusaha keras agar terlihat menyedihkan dihadapan Dava.
Walaupun laporan sudah Dava yang buat, tapi Yesa tidak bisa santai-santai. Pulang dari Edwin's Gallery, —sekitar jam 3— Yesa langsung mandi dan bersiap untuk kerja paruh waktu.
Pulang dari kerja badannya sudah seperti ikut lari marathon. Remuk katanya. Hari itu adalah hari yang paling melelahkan. Tapi itu belum seberapa, masih ada hari yang lebih melelahkan di masa depan.
Menyibak kasar selimutnya, meregangkan otot sebentar , Yesa beranjak dari tempat tidur untuk mengambil minum di meja belajarnya. Kalian sudah mengira Yesa akan mandi? Haha tidak kalian salah. Yesa sudah berencana tidak mandi hari ini. Mandinya di sore hari.
"Seharian goleran, malah tambah capek. Untung punya bos baik bener dah. Kemarin, gue ijin nugas dibolehin. Sekarang minta libur sehari juga oke. Bos the best emang"
Kembali dari meja belajar, Yesa merebahkan diri lagi di kasur. Baru saja matanya terpejam, ponselnya berdering. Ada pesan masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOCHROME [Completed]
General Fiction〖˒ first collaboration 〗˒ with nctzen's author ღ ➥ general fiction ; slice of life , college life , friendship. ✧ yesa alfidiaz dan upayanya mencari setitik warna dalam kehidupan