Pukul sembilan malam setelah bekerja di coffee shop, Yesa langsung pulang ke kost. Biasanya, ia akan lanjut bekerja di minimarket. Baru kemarin ia mengajukan surat pengunduran diri, rasanya ia belum terbiasa jika langsung pulang setelah bekerja di coffee shop.
Selesai membersihkan diri, Yesa bersiap-siap hendak keluar. Namun...
Ting!
"Sasha?"
Tidak ada balasan lagi dari sahabatnya, Yesa. Ada perasaan khawatir jika Sasha datang ke kostnya. Ia akan bertemu...
"Kamu ini suka banget masuk kost laki-laki ya?!" tiba-tiba suara teriakan nyaring terdengar dari luar.
"Ibu kost? Sasha?" Yesa segera berlari keluar kamar dan mendapati Sasha yang sedang di marahi habis-habisan oleh ibu kostnya. Ada beberapa penghuni kost yang hanya menonton, sesekali mereka mengagumi penampilan Sasha yang cukup errr.. seksi. Pakaian oblong dipadu dengan hotpant. Baik lupakan pakaian Sasha, sekarang Yesa bingung. Ibu kostnya ini pasti sulit di diamkan. Kalau tidak bertindak, ia juga akan menanggung malu dengan ocehan Ibu kost.
"Maaf bu, saya cuma mau anter makanan buat Yesa." Sasha menundukkan kepala. Kedua tangannya, seperti biasa membawa dua piring.
"Yesa? Jadi pacar kamu Yesa?! Mana Yesa?! Sudah beberapa kali ya saya melihat kamu sering kesini. Jangan kira saya nggak tau! Ini juga malam-malam dateng kesini apa kata tetangga!" suara Ibu semakin meninggi. Yesa melihat bahu Sasha yang bergetar.
"Bu, sudah ya bu. Saya sama Sasha nggak berbuat aneh-aneh kok bu. Dia kesini cuma sekedar nganter makanan aja. Saya minta maaf bu," ucap Yesa mendahului Ibu kost yang hendak bersuara lagi.
"Sekali dua kali mungkin nggak masalah Yesa! ini udah berkali-kali. Dan apa kata tetangga-tetangga liat kayak gini! Jangan sampai kamu sama pacar kamu ini merusak reputasi kost ini ya Yesa!"
"Iya,Bu. Saya akan pindah kost setelah menghabiskan bulan ini ya bu. Saya janji saya akan pindah dari sini,Bu. Sekali lagi saya dan Sasha minta maaf ya Bu."
Tanpa menjawab apapun lagi, Ibu kost tersebut segera pergi meninggalkan kerumunan penghuni kost dan juga Sasha yang masih terisak disana.
"Kalian ngapain di sini?! sono balik ke kamar kalian."
"Iye-iye. Jagain tuh pacarnya."
Yesa menghampiri Sasha, Sasha menangis di sana. Piring yang dibawa Sasha hampir saja jatuh jika Yesa tidak segera mengambil alih.
"Sha, pulang yuk," ajak Yesa.
•••
"Yesa? itu Sasha kenapa?" tanya Bunda Sasha begitu melihat putrinya yang menangis sesenggukan di ruang tengah dan di temani Yesa yang duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOCHROME [Completed]
General Fiction〖˒ first collaboration 〗˒ with nctzen's author ღ ➥ general fiction ; slice of life , college life , friendship. ✧ yesa alfidiaz dan upayanya mencari setitik warna dalam kehidupan