Kriiiiinnnggg!
Alarm dari ponsel Yesa berbunyi, Yesa segera membuka mata dan sedikit peregangan. Sengaja hari ini Yesa memasang alarm pagi agar dia tidak terlambat bangun. Karena apa ? Karena hari ini ia dan teman-temannya akan pergi liburan!
Siapa di antara kalian yang sama seperti Yesa ? Tim saking semangatnya mau liburan, sebelum tidur pasang alarm supaya tidak terlambat bangun ? Atau kalian tim susah tidur saking semangatnya mau liburan ?
Yesa bersenandung kecil, beranjak dari tempat tidur dan mengambil handuk yang ia gantung dekat lemari. Sebelum masuk ke kamar mandi, Yesa menyempatkan diri untuk mengelus sayang kameranya.
Hanya butuh waktu 15 menit untuk Yesa menyelesaika ritual mandinya, segera ia berdandan rapi. Memakai pomade untuk membentuk rambutnya agar sedikit naik ke atas.
"Buset, cakep juga ya gue. Harsa sama Rakha kalah nih pasti wkwk." Yesa membuat pose menembak sembari mengedipkan sebelah matanya di depan cermin.
"Seimbanglah sama Jenan Jean, ahay." Yesa mengambil ponselnya lalu keluar kamar.
Karena kamar Yesa ada di bawah, jadi dia tidak perlu capek-capek turun tangga katanya,
"Ntar kegantengan gue luntur di tangga, sampe bawah ngos-ngosan. Duh."
Melihat sekelilingnya masih kosong, Yesa tersenyum bangga. Itu artinya dia yang bangun paling awal. Namun senyuman itu tak bertahan lama ketika Jenan menyapa.
"Weh ? Dah bangun lo ? Tumben." Celetuk Rakha dari arah dapur.
"Lah ? Lo juga kok udah ganteng ?" balas Yesa.
"Makasih ya, gue emang ganteng. Lagian gue udah ubet bikin sarapan dari jam 5 tadi." Rakha mengaduk teh panasnya. Posisinya dia sedang di pantry dapur. Karena kamar Yesa dekat pantry, Rakha bisa melihat Yesa yang senyum-senyum sendiri seperti orang sinting.
"Ck. Gak asik lo Rak! Gagal kan gue jadi manusia no. 1 yg bangun pagi di rumah ini." protes Yesa lalu menghampiri Rakha. Dan mendudukkan diri di salah satu kursi.
"Ya gimana, gue emang dah biasa bangun pagi. Lagian lo juga bangun karena alarm aja bangga banget." sahut Rakha diiringi kekehan kecil.
"Ck. Iya deh, tapi nggak apa-apa. Yang penting gue no 2."
"Dih ? Kata siapa ? Noh ada Jean lagi streching di belakang rumah." Rakha menunjuk Jean yang baru saja kembali dengan kaos tanpa lengan. Jean terlihat basah kuyup karena keringat ditambah napas yang sedikit memburu membuat kadar ketampanan seorang Jean Nolan meningkat.
"Ada apa nih ? Gibahin gue ya lo pada ?" tanya Jean menyisir rambutnya yang basah ke belakang menggunakan jari.
"Pede banget lo, noh Yesa nyariin." Rakha menunjuk Yesa dengan dagunya.
"Gagal mulu gue perasaan. Susah ya nandingin lo berdua, dahlah gue nyerah."
Jean yang sedang menyeka keringatnya dengan handuk kecil tertawa.
"Insecure mulu kerjaan lo, dah sana ke kamar Harsa bangunin tuh kebo satu. Gue dah ke sana tapi dia susah dibangunin. Siapa tau lo yang satu spesies sama dia bisa bangunin." celetuk Rakha sambil menyeruput teh manisnya.
Yesa mendengus sebal, tapi tetap menuruti apa kata Jenan. Ia segera pergi dari hadapan Jean dan Rakha.
Baru melihat tangga saja, Yesa sudah menghela napas lelah. "Demi berangkat holiday!" serunya lalu menaiki tangga dengan cepat.
"HARSAAA!! BANGUN WOYY!" teriak Yesa begitu ia sampai di depan kamar Harsa.
Tok..tok..tok..tok..tok~
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOCHROME [Completed]
General Fiction〖˒ first collaboration 〗˒ with nctzen's author ღ ➥ general fiction ; slice of life , college life , friendship. ✧ yesa alfidiaz dan upayanya mencari setitik warna dalam kehidupan