Tepat pukul 3 sore, Yesa tiba di kostnya. Segera membersihkan diri, dan bersiap-siap untuk bekerja.
Sore ini, Yesa bekerja part time di sebuah coffeeshop yang letaknya cukup jauh dari kost. Menghabiskan waktu 15 menit untuk Yesa sampai di sana menggunakan sepeda kayuh.
Sesampainya di sana, Yesa segera mengganti pakaiannya dengan seragam barista yang disediakan dari tempat kerjanya.
Hari ini jadwal kerjanya adalah sore hingga malam bekerja di coffee shop, setelahnya lanjut bekerja lagi di minimarket. Hari yang sibuk. Yesa menikmatinya.
"Yesa, Espresso satu Frappe satu." ujar salah satu rekan kerja Yesa yang bertugas mencatat pesanan pelanggan. Dengan cekatan Yesa segera meracik kopi pahit itu. Tak butuh waktu lama, Yesa sudah menyelesaikan Espressonya dengan durasi 30 detik. Dia cukup handal untuk itu.
Espresso dan Frappe siap dihindangkan! hanya perlu waktu 5 menit 30 detik, Yesa mampu menghidangkan dua menu tersebut dengan cepat.
"Mbak Inka, Espresso sama Frappe." Yesa mendorong dua gelas menu berbeda itu kepada rekan kerjanya.
"Makasih ya Yesa, seperti biasa. Cepet banget! Good job!" puji temannya.
Yesa tersenyum lalu kembali tempat semula. Membersihkan mesin kopi, untuk mengisi waktunya yang kosong. Juga sembari menunggu pesanan pelanggan lagi.
Itu adalah pekerjaan pertama Yesa untuk hari ini. Menjadi barista di coffee shop. Hingga malam sekitar pukul 9 malam.
•••
"Yesa, last. Cappuchino. Take away ya, kata yang beli minta ttd baristanya." ujar Inka— rekan kerjanya— menggoda.
"Apa sih mbak. Cuma cappuchino doang ini?" tanya Yesa merasa malu meskipun sudah berkali-kali dimintai tanda tangan, apalagi rekan kerjanya ini pasti akan mengejeknya.
"Iya, Yesa. Abis ini bisa pulang kita. Duh capek banget hari ini. Tumbenan rame juga."
Yesa terkekeh sambil membuatkan pesanan terakhir.
Dituangkan di cup size medium, lalu ditutup dengan tutup plastik.
Baru saja Yesa mengambil spidol, tiba-tiba si pemesan datang. Seorang gadis yang terlihat lebih muda dari Yesa.
"Kak, kasih kata-kata semangat ya. Tanda tangan juga hehe."
Yesa menggeleng, ia gemas dengan pemesan terakhirnya. Lalu iya berinisiatif mengerjai gadis itu dengan membubuhkan tanda love di cup.
"Masih SMA?" tanya Yesa.
Yesa mengumamkan kata 'oke' lalu menuliskan sesuatu di cup tersebut.
"Nama kamu? "
"Alya, kak."
Yesa tersenyum, ia berdoa semoga gadis ini belum punya pacar. Dan dia tidak dilabrak keesokan harinya.
"Ayo lulus dengan nilai yang bagus! Semangat, Alya♡"
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOCHROME [Completed]
General Fiction〖˒ first collaboration 〗˒ with nctzen's author ღ ➥ general fiction ; slice of life , college life , friendship. ✧ yesa alfidiaz dan upayanya mencari setitik warna dalam kehidupan