"Sa, bentar lagi kan Dies Natalis—"
"APA!!!!"
"Anjir kaget." Dava tersentak ketika Yesa memotong ucapannya.
"Dies Natalies? Kok gue baru tahu?"
"Makanya ya lo tuh jangan ngegame mulu. Jadi keong kan lo," Yesa tak menggubris. Sembari mencari musuh di ponselnya, sesekali ia memakan jajanan yang sudah Dava beli di hadapannya. Sekarang mereka sedang berada di kantin.
"Tinggal 10 orang lagi, sikat geng! Terus chicken dinner!" teriak Yesa membuat Dava yang melihatnya menggelengkan kepala.
"Denger-denger panitia Dies Natalies pada tampil. Wah sibuk bener ya mereka, udah jadi panitia ngurusin ini itu masih nyiapin perform juga. Gue jadi mereka sih dah up, capek banget,"
"Lah iya? Pantesan Jean sama yang lainnya pada sibuk."
"Lo kenal Jean? Si Presma itu?"
Yesa mengangguk.
"Gue satu rumah sama dia."
"HAH?!"
Yesa menoleh sebal, teriakan Dava barusan berhasil membuat tembakan Yesa meleset.
"Maksudnya tuh kost yang kayak kontrakan gitu, dihuni rame-rame. Nah, gue join sama mereka. Emang kenapa sih?"
"Ya nggak apa-apa. Btw lo juga kenal sama panitia inti dong?"
Yesa mengangguk lagi, "Jean, Jenan, Harsa sama Rakha sih gue kenalnya. Lainnya kaga tau." Dava menggumamkan kata 'oh' lalu kembali berkutat pada laptopnya.
"TIARAP!! TIARAP!!"
Dava terkejut lantas dengan gerakan spontan ia segera menyembunyikan tubuhnya di bawah meja. Teriakan Yesa barusan tidak berefek pada Dava saja. Beberapa mahasiswa yang kebetulan lewat pun ikutan tiarap.
"Eh lo semua ngapain tengkurep di sono?" tanya Yesa.
"Ya tadi lo bilang tiarap ada apa sih?" tanya salah satu mahasiswa yang masih di posisi tengkurap.
"Gue lagi mabar bro, sorry ya."
"Oalah jancuk, huu!" umpat beberapa mahasiswa, membuat Yesa meringis. Untung saja kantin sedang sepi. Jadi ia tidak perlu repot-repot merasa malu.
"Iya maaf."
Kemudian, mahasiswa tersebut membubarkan diri.
"YES!! CHICKEN DINNER UHUYY!" Teriak Yesa tanpa malu, seperti biasa.
Dava segera muncul dari bawah meja.
"Lah? Dav? HAHAHA ngapain lo di bawah meja? Ikutan tiarap kayak mereka tadi?"
"Lo sih bego!"
"Dih? Malah ngatain."
"Dahlah capek. Gue mau nonton gladi Galaxy Band. Ikut gak lo?" tanya Dava sembari membereskan barang-barangnya.
"Galaxy Band?"
"Jangan bilang lo juga gak tau?!"
Yesa menggeleng.
"Hadeh, capek punya temen dari jaman megalitikum. Galaxy Band, bandnya si Presma sama temen-temenya yg lo sebut tadi."
"Galdinya hari ini?"
"Hm."
•••
"Widih jadi kece banget ya lapangannya, banyak hiasan. Wih? Keren," gumam Yesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOCHROME [Completed]
General Fiction〖˒ first collaboration 〗˒ with nctzen's author ღ ➥ general fiction ; slice of life , college life , friendship. ✧ yesa alfidiaz dan upayanya mencari setitik warna dalam kehidupan