Chapter 04. Alibi

2.5K 594 150
                                    

Yuhu~ update.

Happy reading~ 😈

Langit berduka karena kepergian si Gadis Nomor Satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit berduka karena kepergian si Gadis Nomor Satu. Tentu saja tidak ada yang menyangka jika kejadiannya akan jadi seperti ini.

Kematian gadis itu masih dalam proses penyelidikan dari pihak berwajib. Satu per satu teman sekelas Lisa dimintai keterangan.

Karina duduk dengan gelisah. Berkali-kali gadis itu menelan salivanya karena gugup. Bibirnya bahkan tampak pucat saat ini.

"Jadi, kau adalah orang pertama yang menemukan Lisa semalam?" Detektif laki-laki itu—sebut saja Ji Hoon—bertanya dan mendapatkan anggukan dari gadis di depannya. "Tidak jauh dari tempatmu buang air kecil?"

"Dari beberapa kesaksian yang aku dapatkan, kau sering merundungnya." Ji Hoon menatap Karina dengan senyum di sudut bibir. "Ya atau tidak?"

Dengan kegugupan yang mengalir di sekujur tubuhnya, Karina mengangguk kaku. Tangannya memilin satu sama lain di bawah meja.

"Sejauh apa kau merundungnya? Kau menyakitinya secara fisik?"

"Tidak!" Karina membantah tegas. Dia yang semula menunduk langsung mengangkat kepala untuk menatap Ji Hoon. "Aku tidak pernah main fisik dengannya. Aku hanya menghinanya saja."

"Hanya menghinanya saja?" Ji Hoon mengulangi pernyataan Karina, di mana laki-laki itu menyelipkan tawa di dalam suaranya.

Karina menutup mulut rapat-rapat, sadar ada yang salah dengan ucapannya tadi.

"Ketahuilah, Nak, luka batin bertahan jauh lebih lama daripada luka fisik," kata Ji Hoon mengingatkan. "Sebaiknya hilangkan kebiasaan buruk itu sebelum kaulah yang merasakannya."

Karina mengangguk. Kematian Lisa jelas menjadi pelajaran yang sangat berharga untuknya.

"Apa aku sudah boleh pergi?" Karina bertanya dengan hati-hati.

"Aku bahkan belum bertanya padamu," sahut Ji Hoon sarkastis. Tatapannya tampak setengah jengkel saat menatap gadis kaya raya di depannya, kemudian melanjutkan pertanyaannya. "Di mana tepatnya kau menemukan Lisa?"

"Hanya berjarak beberapa meter dari tempatku buang air kecil. Padahal aku yakin sekali kalau saat aku datang tidak ada siapa pun di sana." Karina menjelaskan dengan berapi-api.

"Jadi, maksudmu ... tubuh Lisa tergeletak di tanah setelah kau datang untuk buang air kecil?" Ji Hoon memastikan.

Karina mengangguk kuat. "Aku buang air kecil tidak lebih dari lima menit dan aku tidak tidak tahu bagaimana Lisa bisa tergeletak di sana," jelasnya berapi-api.

"Bagaimana jika kau yang mencelakainya semalam?" Ji Hoon berandai-andai. Kedua tangannya dilipat di depan dada dengan punggung yang disadarkan pada sandaran kursi. "Kau bukannya pergi untuk buang air kecil, tapi kau pergi untuk membunuhnya."

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang