Sebenarnya udah mau tidur, tapi nggak bisa tidur. Jadi, ya udah update aja lagi daripada drafnya dikelonin doang nggak jadi apa-apa 🤣🤣🤣
Happy reading ~
Untuk pertama kalinya Sehun menatap sang ayah dengan penuh ketidakpercayaan dan rahang yang hampir jatuh menyentuh lantai. Demi Tuhan, Sehun meminta ayahnya datang untuk membantunya menyelesaikan masalahnya saat ini, bukan untuk melihat ayahnya memberikan dukungan pada ayah Karina untuk menuntutnya.
Lisa pun terlihat sama terkejutnya. Inikah bantuan yang Sehun banggakan pada Lisa semalam? Bantuan macam apa ini?
Namun, bukan hanya Sehun dan Lisa saja yang terkejut, tiga orang dewasa lainnya juga tampak terkejut karena jawaban yang ayah Sehun lemparkan terdengar begitu ringan, terlebih lagi ada senyum yang menghiasi wajahnya seolah dia tidak masalah kalau anaknya dipenjarakan.
"Yah!" Sehun menegur dengan nada memberontak yang begitu tegas. Matanya tampak dipenuhi dengan kemarahan yang seharusnya tidak dia tunjukan kalau memang menginginkan bantuan sang ayah saat ini. "Aku tidak memintamu datang untuk menambah masalahku."
"Kau terlihat begitu panik, Nak," sahut Tuan Oh dengan tawa yang ditahan.
Sungguh, Sehun tidak percaya dengan tindakan ayahnya yang tertawa di saat jantungnya baru saja jatuh ke perut dan mencair, kemudian bersatu dengan sarapannya tadi pagi.
"Silakan tuntut mereka, tapi sebelumnya biarkan aku menunjukkan sesuatu." Tuan Oh memberikan gerakan tangan yang begitu ringan dan meminta ayah Karina untuk menunggu sebentar, selagi dia mengambil sesuatu dari tas yang dibawanya.
Sialnya, laki-laki itu tampak kesulitan saat ingin menarik berkas-berkas dari dalam tasnya. Ekspresi wajahnya pun tampak agak konyol, membuat Sehun mengusap kasar wajahnya karena merasa sang ayah benar-benar mempermalukannya.
Tuan Oh mengerang kala berhasil menarik keluar setumpuk kertas yang dijejalkan ke dalam tasnya. Untung saja tidak sampai berhamburan karena ditarik paksa keluar.
"Maaf, seharusnya aku membawa asistenku," sesal Tuan Oh seraya merapikan berkasnya yang sedikit kusut, kemudian mengeluarkan tablet dari dalam tasnya. "Aku tidak terbiasa mengurus semuanya sendiri."
Sungguh, Sehun tidak pernah mengira kalau sang ayah bisa sampai mempermalukannya seperti ini hanya untuk urusan mengeluarkan kertas dari dalam tas saja. Kenapa ayahnya ini terlihat begitu amatir?!
"Aku tidak memiliki banyak waktu untuk melihatmu bermain dengan tablet-mu." Tuan Lee menginterupsi ketika 10 detik sudah berlalu dan yang dilihatnya hanyalah ayah Sehun yang sibuk sendiri dengan tablet-nya.
"Aku tidak tahu kombinasi angkanya," kata Tuan Oh seraya memberikan tablet-nya pada Sehun dengan senyum yang ditahan.
Mata Sehun melotot tajam, dengan arti, 'kau pasti bercanda, 'kan?' yang ditunjukkan langsung untuk ayahnya. Namun, Tuan Oh tampaknya tidak bercanda sekarang karena benar-benar menyodorkan tablet-nya pada Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE
Mystery / ThrillerKematian si gadis nomor satu menyebarkan desas-desus aneh di sekolah setelah camping minggu lalu. Hal-hal aneh mulai terjadi dan menghantui seisi kelas. Rumor yang mengatakan bahwa arwah gadis itu berkeliaran membuat siapa saja yang pernah menyakiti...