Chapter 15. Halusinasi Atau Arwah?

1.3K 371 114
                                    

Kemalaman nggak sih aing update? 😅😅


Jujur, sebenarnya ini agak maksa buat update karena nggak pengin bolong, tapi semoga aja alurnya nggak kacau, ya 🙈🙈🙈


Happy reading ~


Derap langkah yang mendekat membuat Sehun meningkatkan kewaspadaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Derap langkah yang mendekat membuat Sehun meningkatkan kewaspadaannya. Dia dan Lisa yang semua berdiri di balik pintu segera bersembunyi di tempat lain, di bawah meja guru.

"Tadi ada seseorang yang naik ke sini." Kata sebuah suara yang berasal dari luar ruangan.

Sehun semakin dilanda gugup. Keringat dingin mulai membanjiri pelipisnya, dengan jantung yang meledak-ledak.

Tidak. Mereka tidak boleh ketahuan malam ini. Rencana balas dendam Sehun masih belum selesai. Kematian Lisa yang direkayasa tidak boleh terbongkar secepatnya ini.

"Sehun." Lisa merengek dalam suara paraunya. Gadis itu sudah menangis ketakutan.

Sehun meletakkan jari telunjuknya di bibir, bermaksud meminta Lisa untuk tidak membuat suara apa pun.

"Bukan aku yang mendorong Karina. Demi Tuhan." Lisa masih berusaha meyakinkan Sehun, bahkan di saat laki-laki itu tidak melayangkan tuduhan apa pun. "Kau percaya padaku, 'kan?"

"Aku percaya padamu," Sehun balas meyakinkan dengan bisikan. Laki-laki itu takut sekali kalau orang di luar sana bisa mendengar suaranya dan Lisa dari dalam. "Tapi sekarang diam dan jangan membuat suara apa pun."

Lisa terisak dan menangis dalam ketakutan. Dia benar-benar tidak tahu apa yang terjadi pada Karina, hingga gadis itu tergeletak di lantai dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Pintu kelas dibuka, tepat saat Lisa ingin mengatakan sesuatu, membuat Sehun terpaksa membungkam gadis di depannya menggunakan bibir untuk mencegah kata apa pun yang ingin keluar dari mulut Lisa.

Berciuman di bawah meja guru, saat sedang dikejar seseorang? Hmm, tampaknya tidak terlalu buruk bagi Sehun.

"Ahjussi, orang yang kau liat berlari ke sini tadi laki-laki atau perempuan?"

Sial, itu Mark! Sehun mengumpat dalam hati dengan mata yang membulat sempurna, begitu pun dengan Lisa yang semakin ketakutan karena mendengar suara sang mantan kekasih.

Kenapa dari sekian banyak orang, harus Mark yang mencarinya saat ini?

"Aku tidak yakin, karena hanya melihat bayangannya saja." Sosok yang baru saja menjawab adalah sosok yang tadi membawa senter sebelumnya. Lalu, entah bagaimana caranya Mark bisa ada bersama laki-laki yang tidak lain adalah penjaga sekolah.

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang