Chapter 17. Pilihan

1.3K 371 32
                                    

Untuk chapter kali ini kalian nggak perlu ber-overthinking. Cukup nikmati keuwuan yang tipis-tipis ini saja 😈😈😈


Happy reading ~

Saat Lisa diceritakan mengenai kejadian semalam yang menimpa Karina dan diyakinkan kalau Karina pasti berhalusinasi, perasaan gadis itu menjadi sedikit lebih lega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Lisa diceritakan mengenai kejadian semalam yang menimpa Karina dan diyakinkan kalau Karina pasti berhalusinasi, perasaan gadis itu menjadi sedikit lebih lega. Sekarang sudah terbukti kalau bukan dia yang membuat Karina jatuh, tapi alam bawah sadar Karina sendirilah yang mengacaukan pikiran gadis itu.

Dan setelah Sehun memarahinya tadi siang, Lisa merasa kalau hubungannya dan Sehun semakin dekat. Laki-laki itu tidak lagi berbicara ketus dengan tatapan tajamnya, membuat Lisa bertanya-tanya sejak kapan Sehun memendam rasa padanya.

"Sehun, apa aku bisa bertanya sesuatu?" Lisa yang sejak tadi duduk di tepi tempat tidur Sehun dan menatap punggung laki-laki itu yang tengah duduk di meja belajar, baru saja memberanikan diri untuk membuka obrolan.

Sehun langsung menghentikan kesibukan belajarnya dan berbalik untuk menatap Lisa di belakangnya. "Apa yang ingin kau tanyakan?"

Sebenarnya Lisa agak ragu, tapi dia benar-benar sangat penasaran. Jika ingin memuaskan rasa penasarannya, maka gadis itu harus memberanikan diri untuk bertanya.

"Sejak kapan kau menyukaiku?"

Sehun membeku dalam pertanyaan Lisa. Dari sekian banyak pertanyaan, kenapa gadis itu harus menanyakan tentang perasaan Sehun? Tidakkah Lisa tahu kalau Sehun itu sulit sekali untuk membicarakan perasaannya?

"Kenapa kau bertanya?" Sehun tampak gugup dan terkesan tidak ingin menjawab.

Lisa mengangkat bahu ringan. "Hanya ingin tahu saja. Apa tidak boleh?"

Sehun balas mengangkat bahu. "Entahlah. Aku tidak menandainya di kalender."

Lisa merespons dengan senyum kecil di sudut bibir. Laki-laki di depannya memang sulit sekali untuk berkata jujur.

"Aku tidak pernah menyukaimu, Sehun." Lisa baru saja mengutarakan perasaannya pada laki-laki yang telah membantu membalaskan dendamnya. "Kau itu terlalu sulit dijangkau, seperti angan."

Respons seperti apa yang harus Sehun berikan atas pengakuan Lisa barusan? Haruskah Sehun merasa tersakiti dengan kejujuran Lisa? Kenapa pula gadis itu mengutarakan perasaannya setelah sebelumnya memaksa Sehun untuk mengakui rasa sukanya?

"Tapi setelah mengenalmu, kau tidak sepenuhnya seperti angan." Lisa menambahkan dengan senyum kecil. "Kau bisa dijangkau dan tidak seburuk yang aku kira."

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang