Chapter 23. Mencurigakan

1.3K 317 41
                                    


Holaaaaa, kita sudah berada di ujung Januari dan arwahnya belum ketemu. Aing kudu eottoke? 😭😭😭😭😭

Btw, masih adakah yang terjaga?

Harus Mark dan Sehun akui kalau kemampuan menggambar Yuqi memang luar biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harus Mark dan Sehun akui kalau kemampuan menggambar Yuqi memang luar biasa. Hanya butuh waktu semalam saja dan gadis itu bisa menyelesaikan sketsa wajah dari arwah jahil yang akan mereka cari saat ini.

Namun dua laki-laki itu tidak sepenuhnya yakin kalau sketsa yang mereka lihat ini memanglah arwah gentayangan itu. Pasalnya Yuqi hanya melihatnya sekilas. Jadi, mustahil kalau gadis itu bisa menggambar sesempurna ini.

"Kau yakin wajah arwah itu terlihat seperti ini? Tidakkah dia terlalu tampan?" Sehun bertanya skeptis, tidak yakin dengan sketsa buatan Yuqi.

Yuqi mengambil sketsanya dan memastikan gambarannya sendiri, kemudian menatap Sehun dengan agak jengkel. "Kau pikir arwah gentayangan tidak boleh berwajah tampan?"

Sehun menggaruk ujung alisnya. Bukan dia ingin bersikap rasis pada arwah gentayangan, tapi fakta bahwa Yuqi hanya melihatnya selama beberapa detik membuat Sehun meragukan hasil sketsanya.

Bagaimana jika sketsa Yuqi salah?

Mark menepuk bahu Sehun yang tampak ragu. "Tidak ada salahnya untuk mencoba. Kita hanya perlu mencari sosok yang mirip."

Sehun ingin protes karena tepukan di pundaknya, tapi Mark lebih dulu berjalan keluar dari kelas setelah mengambil alih sketsa di tangan Yuqi.

Yuqi menyusul kepergian Mark, sementara Sehun mendengus lebih dulu sebelum mengambil langkah. Dalam perjalanannya menuju perpustakaan, laki-laki itu menyempatkan diri mengirimkan pesan pada Lisa untuk sekadar menanyakan apa yang sedang gadis itu lakukan.

"Yuqi, tunggu." Sehun menahan pergelangan tangan Yuqi ketika gadis itu akan melewati pintu perpustakaan. "Apa tidak sebaiknya kita bertanya pada penjaga perpustakaan dulu, barangkali dia mengenal arwah itu."

SMA Songak sudah berdiri selama lebih dari 50 tahun, pasti sulit untuk mencari arwah itu di setiap buku tahunan karena mereka harus memeriksanya satu-satu.

Yuqi mendesis. "Kupikir itu bukan ide yang buruk."

Mark yang lebih dulu masuk ke perpustakaan dan mengedarkan pandangan melihat-lihat ditarik Yuqi untuk pergi ke meja informasi dulu guna merealisasikan usul Sehun.

"Apa kau pernah melihat murid ini?" Yuqi bertanya dengan harap-harap cemas saat penjaga perpustakaan melihat sketsanya.

Laki-laki setengah baya itu tampak tidak berekspresi saat melihat sketsa Yuqi, tapi menatapnya cukup lama, membuat tiga remaja itu bertanya-tanya apa yang si penjaga perpustakaan pikirkan seraya menatap sketsa Yuqi.

"Maaf, tapi aku tidak pernah melihatnya selama bekerja di sini." Laki-laki itu mengembalikan sketsa Yuqi seraya menggeleng penuh sesal.

"Kau yakin? Tolong ingat-ingat lagi. Mungkin kau pernah melihatnya satu atau dua kali di sekolah ini." Yuqi memohon agar lawan bicaranya ini berpikir lebih keras untuk mengingat sketsa wajah buatannya.

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang