Chapter 31. Kembali Normal

805 229 34
                                    

Melihat Lisa berdiri tepat di depan wajah ketika gadis itu sudah dinyatakan meninggal membuat siapa saja menatap dengan perasaan yang campur aduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat Lisa berdiri tepat di depan wajah ketika gadis itu sudah dinyatakan meninggal membuat siapa saja menatap dengan perasaan yang campur aduk. Ada yang merasa tidak percaya, ada juga yang merasa takut dengan keberadaan gadis itu setelah berhari-hari merasakan teror arwah gentayangannya.

Kelas tampak begitu hening karena yang anak-anak lakukan hanyalah menatap Lisa yang berdiri di depan kelas, ditemani Sehun di sampingnya dan Kwon Ssaem yang duduk di balik meja.

Gadis itu sama seperti terakhir kali anak-anak melihatnya, tampak begitu pendiam dan tidak banyak bicara, dengan wajah pucat yang dipenuhi kesedihan.

Lucas berdiri dan menghantamkan kepalan tangannya ke meja, kemudian menatap punggung Mark yang berada cukup jauh darinya. "Mark, saat aku memberitahumu kalau aku melihat Lisa di toserba, sebenarnya kau sudah tahu kalau dia masih hidup, 'kan?"

Mark menggulung bibirnya lebih dulu, kemudian memutar sedikit tubuhnya untuk menghadap Lucas. "Sebenarnya, aku juga baru tahu hari itu. Aku menggunakan potongan klip itu untuk mengancam Sehun."

"Jadi, benar kalau Lisa dan Sehun bekerja sama untuk meneror kita semua?" Felix ikut mengeluarkan suara setelah cukup lama merenungkan apa yang terjadi, kemudian menatap Kwon Ssaem dengan berapi-api. "Dan jangan katakan kalau kau juga sudah mengetahuinya sejak awal, Ssaem?!"

"Aku baru mengetahuinya 2 hari yang lalu," jawab Kwon Ssaem apa adanya.

"SSAEM!" Ryujin memekik tidak terima. Tangannya pun ikut memberikan hantaman pada meja. "Bagaimana kau bisa terlihat setenang ini setelah apa yang kami alami karena teror sialan mereka?"

"Ryujin, tolong jaga nada bicaramu." Kwon Ssaem mengingatkan dengan nada yang begitu tenang.

"Kau ingin aku bersikap seperti apa?" Ryujin menantang dengan teriakan yang begitu lantang. Gadis itu sungguh tidak terima karena merasa Kwon Ssaem ada di pihak Sehun dan Lisa saat ini. "Kau ingin aku memaafkan mereka setelah mereka menerorku dan membuatku tidak bisa tidur berhari-hari karena ketakutan?"

"Ryujin benar, Ssaem, karena teror arwah gentayangan Lisa aku jadi tidak bisa tidur," timpal Chanwoo, "Bahkan pergi ke kamar mandi saja aku takut."

"Hei, Lisa, memangnya apa salah kami sampai kau harus meneror kami dengan cara mengerikan seperti ini?" Seorang anak laki-laki ikut bersuara. Dia adalah satu dari sedikit yang tidak merundung Lisa. Jadi, wajar saja kalau dia merasa marah dengan tindakan ekstrem Lisa yang meneror seisi kelas.

"Ya, aku bahkan tidak pernah berbicara padamu selama ini. Jadi, kenapa aku juga harus merasakan teror arwah gentayanganmu itu?!"

"Itu benar. Tidak semua dari kami merundungmu, tapi kenapa kami yang tidak tahu apa-apa juga harus merasakannya?"

"Aku minta maaf." Itu adalah kalimat pertama yang keluar dari mulut Lisa setelah lama sekali bungkam.

"Mudah sekali bagimu meminta maaf!" Bangchan menyahut dengan nada keras yang penuh dengan protes. "Coba bayangkan posisi kami saat kau berpura-pura mati?"

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang