Chapter 21. Kerja Sama

1.3K 347 34
                                    

Yeay, update 🎉🎉🎉

Target sih tamat nggak lebih dari 30 chapter, kalau bisa 25 chapter aja malah 😂

Happy reading ~

Lia tampak pucat saat melangkahkan kakinya ke dalam kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lia tampak pucat saat melangkahkan kakinya ke dalam kelas. Kejadian aneh semalam masih begitu melekat di dalam ingatan, membuat gadis itu gugup dalam setiap langkahnya. Dia duduk di tempat duduknya dan menatap lurus ke depan. Tubuhnya tersentak ketika ada sesuatu yang jatuh di bahu kirinya.

Tangan Ryujin.

"Kenapa kau sangat terkejut dan pucat?" Awalnya, Ryujin ingin tertawa karena respons terkejut Lia, tapi tidak jadi saat melihat kegelisahan di wajah sahabatnya.

Lia mengembuskan napas pelan dan menggeleng kecil. "Hanya kurang enak badan saja," katanya berbohong. Entah kenapa Lia tidak ingin menceritakan kejadian aneh semalam.

"Kalau begitu, ayo kita pergi ke kantin," ajak Ryujin dengen penuh semangat, "Kau pasti belum sarapan, 'kan?"

Namun, Lia kembali membalas dengan gelengan. Gadis itu sungguh tidak ingin melakukan apa pun selain diam di tempat duduknya.

Ketika Ryujin sedang membujuk Lia untuk ikut ke kantin dan sarapan bersamanya, Lucas dan Taeyong, serta Jaehyun masuk ke kelas dengan penuh canda tawa. Lucas sibuk tertawa dengan segelas jus stoberi sambil berjalan mundur agar bisa bercengkerama dengan dua temannya yang lain.

Lalu, entah bagaimana caranya, jus stoberi miliknya tumpah di atas meja Lia dan mengenai lengan gadis itu yang berada di sana. Warna merah jus stoberi milik Lucas langsung mengingatkan Lia pada kejadian semalam. Teriakan ketakutannya pecah begitu saja, membuat seisi kelas menoleh padanya, termasuk Sehun yang sejak tadi sibuk membaca buku.

"Lia, maaf, aku sungguh tidak sengaja." Lucas meminta maaf karena dia pikir Lia marah karena terkena tumpahan minumannya, alih-alih menjerit ketakutan

Terikan Lia pecah sekali lagi, sebelum akhirnya gadis itu mendorong mejanya untuk menjauh dan berlari keluar dari kelas.

Semua orang terlihat bingung, terutama Ryujin dan Lucas. Keduanya merasa kalau teriakan Lia tidak cocok untuk meluapkan kemarahan karena terkena tumpahan jus stoberi.

"Kenapa dia berteriak ketakutan seperti itu?" Lucas bergumam bingung, menatap punggung Lia yang baru saja melewati pintu. Beberapa pasang mata pun menyaksikan seperti apa Lia berlari ketakutan, tidak terkecuali Sehun.

Merasa ada yang aneh dengan sahabatnya pagi ini, Ryujin segera menyusul Lia.

Perlajaran pertama pagi ini dimulai tanpa kehadiran Lia. Setelah insiden sebelumnya, gadis itu memutuskan untuk izin pulang dengan alasan tidak enak badan.

Mark melirik Sehun yang berjarak beberapa meja di belakangnya dan mendapati wajah itu yang tampak sedikit berbeda dari yang biasa dia lihat. Sehun tidak terlihat pucat seperti Lia, tapi wajahnya tampak lesu. Sama sekali tidak ada gurat kesombongan yang biasanya terlihat begitu jelas kapan pun Mark melihat Sehun.

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang