Chapter 05. Masih di Sini

2.3K 608 104
                                    

Siapa yang masih terjaga, hayo.

Di Kalimantan udah jam 1.40

Kalau tar malam ini lapak update lagi, fix REVENGE pemecah rekor dari segala rekor yang ada di lapak aing 🤣🤣

Happy reading ~

Bagi sebagian orang, kematian si Gadis Nomor Satu tidaklah penting, tapi bagi sebagian orang lainnya, kematian gadis itu menjadi pukulan yang telak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi sebagian orang, kematian si Gadis Nomor Satu tidaklah penting, tapi bagi sebagian orang lainnya, kematian gadis itu menjadi pukulan yang telak. Terlepas dari kasus yang menimpa orang tuanya, Lisa adalah anak yang baik dan mudah bergaul. Sifatnya yang ramah membuat gadis itu memiliki banyak teman.

Namun sejak kebangkrutan orang tuanya, banyak anak-anak yang mulai menjaga jarak dari Lisa. Itu semua karena rumor tidak benar yang disebarkan guna menjatuhkan reputasi gadis itu.

Karena Lisa tidak memiliki keluarga, maka Kwon Ssaem menjadi sosok yang menerima penghormatan untuk gadis malang itu dan rumah sakit tempat Lisa dirawat semalam juga bersedia meminjamkan aula mereka untuk pemakaman Lisa tanpa biaya apa pun.

Kini, satu per satu teman sekelas Lisa memberikan penghormatannya secara bergantian.

Dari kejauhan, Sehun bisa melihat senyum lebar Lisa yang dipajang di depan peti matinya. Laki-laki itu baru saja mengasihani teman sekelasnya yang bernasib malang.

"Kau sama sekali tidak terlihat sedih. Padahal kau menyukai Lisa." Seseorang di sebelah Sehun berbicara tanpa meminta izin lebih dulu, yang tidak lain adalah Mark.

Sehun menoleh pada lawan bicaranya. "Apa tangisanku akan mengembalikan Lisa?" tanyanya dengan nada suara yang menantang. "Apa kesedihanku akan kembali membuatnya hidup?"

Mark menatap dengan penuh kesungguhan. "Aku tidak tahu kalau sosok berhati dingin sepertimu bisa menyukai seseorang seperti Lisa," katanya dengan sindiran yang kental.

"Dan aku juga tidak tahu kalau kau akan peduli dengan mantan kekasihmu," Sehun membalas dengan sindiran pula, "Kupikir kau akan senang karena tidak lagi disangkut pautkan dengannya."

Mark tersenyum sinis di sudut bibirnya. "Aku tidak sepertimu yang bisa bersenang-senang di atas penderitaan orang lain," katanya dengan penuh penekanan.

"Oh, wow~" Sehun bergumam takjub, berpura-pura terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya. "Aku tidak tahu kalau kau sering memperhatikanku."

"Mulai sekarang, aku akan mengawasimu." Mark mengatakannya dengan penuh penekanan.

Harusnya laki-laki itu tidak mengutarakan niatnya mengawasi Sehun. Jika Sehun tahu kalau dirinya akan diawasi, dia pasti akan lebih berhati-hati dalam bertindak dan pasti akan sulit untuk menangkap basahnya.

Namun, Mark sama sekali tidak menyesali perkataannya. Dia memang sengaja mengatakannya pada Sehun.

"Silakan saja." Sehun membalas tidak acuh, kemudian pergi meninggalkan ruangan yang dijadikan tempat untuk penghormatan terakhir Lisa.

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang