Chapter 29

5.5K 354 14
                                    

Satu ⭐ darimu sangat berarti untukku
Happy reading 🤗


Nomor asing itu terus memanggil saat Aurissa di dalam kelas, panggilan itu berhenti setelah tiga kali tak diangkat olehnya, namun tak lama sebuah pesan muncul, diam-diam Aurissa membuka aplikasi chating itu karena penasaran, dengan tatapan tetap waspada pada dosen didepannya.

Gue tunggu lo di Arborea Cafe, jangan berani-berani kasih tau Eldern, jika elo ingin tau siapa dia sebenarnya.

Luna

Dia menyesal membaca pesan itu di tengah pelajaran, karena dia sama sekali gak bisa konsentrasi disisa jam setelahnya, bahkan ia sampai di tegur dosen karena tak menjawab saat diberi pertanyaan.

Setelah dosen keluar dia baru membalas pesan Alluna dengan menyetujui ajakannya. Tentu saja Aurissa tidak memberitau Eldern, karena ia ingin mengetahui sejauh mana hubungan Eldern dengan Alluna, ia merasa masih ada yang belum selesai diantara mereka, ia ingin semuanya clear sebelum melangkah bersama Eldern, dan entah kenapa Eldern seolah selalu menghindar saat Aurissa ingin membahas tentang Alluna.

"Akhirnya lo datang juga, gue kira lo akan takut mengetahui siapa pacar lo sebenarnya, upsss." Sambutan yang sangat sinis bagi Aurissa, tapi dia sudah mengantisipasi itu Alluna tak akan beramah tamah seperti saat terakhir mereka bertemu. Dan juga penampilannya terlihat sedikit kacau, biasanya dia akan tampil sangat staylist tapi saat ini dia hanya mengenakan tengtop dan baggy jeans juga topi untuk menutupi rambutnya yang kusut.

"To the point aja, gue gak suka basa basi, elo udah berhasil merebut Eldern dari gue, apa lo bahagia jadi pengganggu hubungan orang?" Tanyanya sinis.

Mendengar nada sinis dan merendahkan dari Alluna, ia yang tadinya berniat seramah mungkin akhirnya terpancing juga.

"Gue gak pernah rebut Kak Eldern dari kamu!"

"Oke oke..." Kekehnya seolah meledek, "Eldern yang ngejar-ngejar elo? Dan lo nya mau? Apa bedanya bitch!"

"Jangan bicara sembarangan!"

Alluna tersenyum meremehkan. "Gue cumau mau bilang sama lo, anggap aja ini sebuah peringatan atau sebuah nasehat dari mantan partnernya Eldern, kalau Eldern itu gak sebaik yang lo lihat Uris, lo itu terlalu naif."

Aurissa diam menunggu apa yang akan dikatakan Alluna selanjutnya.

"Gue tau lo akan sulit percaya omongan gue, bahkan mungkin lo akan denial, tapi its okey... lo cukup dengerin aja, gue mau ceritain sebuah kisah awal hubungan gue sama Eldern."

Aurissa diam dikursinya, ia mencoba tenang dengan apa yang akan didengarnya dari Alluna, semoga saja telinganya masih kuat mendengar berita buruk yang akan dikatakan wanita itu.

"Mungkin cerita ini terdengar familiar di telinga lo, karena ya... sudah banyak kejadian yang seperti ini, kampus, pria populer, anak pejabat, old money, anak miskin, anak beasiswa, cewek cupu, cewe pintar semua ada bukan? Lo pasti gak asing dengan permainan truth or dare?"

Ya permainan itu memang sering dilakukan ia dan teman-temannya hanya untuk bersenang-senang. Bahkan ia pernah mendapatkan Dare dari Kevin untuk memutuskan Bara via telepon, dan membuat ia didiamkan Bara selama satu minggu karena mengikuti permainan bodoh itu, astaga ia baru sadar ternyata itu adalah jebakan Kevin.

"Sebut saja anak-anak super kaya itu sedang melakukan taruhan, truth or dare dimana yang memilih dare harus melakukan apa yang diperintahkan sipenantang, seberapa pun berbahayanya dare itu mereka selalu bilang kalau itu hanya permainan, iseng, jangan dianggap serius. Tapi naas pada malam itu darenya mereka telah menghancurkan masa depan seorang gadis, seorang gadis naif dan polos, hanya karena permainan bodoh yang mereka anggap iseng itu, satu masa depan cerah telah direnggut paksa dan mereka hancurkan.

Extraordinary You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang