Chapter 17

5.5K 421 2
                                    

Satu ⭐ darimu sangat berarti untukku
Happy reading 🤗

Pukul sebelas siang waktu setempat akhirnya mereka sampai di Bandara I Gusti Ngurahrai Bali, Axel, Ben, Zelline termasuk Aurissa didalamnya akan menghadiri pernikahan Reno dan Gea yang akan di laksanakan sore nanti di Laguna Resort di kawasan Nusa Dua Bali, mereka punya waktu beberapa jam untuk beristirahat sebelum menghadiri acara.

Sebuah mobil yang sudah jemputan yang sudah disiapkan telah menunggu di luar dan akan langsung mengantarkan mereka menuju hotel tempat acara pernikahan akan dilangsungkan.

"Kenapa Eldern berangkatnya gak barengan?" Tanya Zelline karena pria itu semalam membatalkan penerbangan yang sudah dibooking bareng mereka.

"Nyusul siang ini, bareng Alluna." Jawab Ben.

"Alluna juga datang?"

"Ia, langsung dari Singapure."

Setelah sampai dihotel, beruntung Aurissa mendapatkan kamar sendiri karena jika ia harus berbagi meskipun dengan calon kakak iparnya Zelline, ia takut tak bisa menyembunyikan perasaannya, sedangkan sekarang ia harus berusaha untuk menutupi perasaan bahkan rasa yang baru saja dia sadari.

Selepas makan siang, Eldern dan Alluna telah datang dan bergabung dengan rombongan Ben, mereka tampak serasi sekali seperti saat pertama Aurissa menjumpainya.

Setelah saling bertegur sapa dan bertukar kabar, dilanjutkan dengan obrolan ringan mereka, Aurissa yang tidak terlalu mengerti hanya diam saja berpura-pura sibuk dengan handphone ditangan, tidak sepenuhnya berpura-pura sih, karena Aurissa memang sedang berkirim pesan dengan Retha yang meminta oleh-oleh dari Bali.

"Xel, lo gak bawa partner, tumben?"

Eldern tak salah bertanya demikian karena sepanjang sejarah dia mengenal Axel Arios, temannya itu tak pernah terlihat sendiri apalagi di acara seperti ini yang Alluna hadir didalamnya.

Axel menaikan satu alis sebelum tatapannya tertuju pada Aurissa yang masih asyik dengan handphone seolah benda itu lebih menarik dari pria-pria dihadapannya.

"Pasangan gue? Ini apa dong," Axel melingkarkan tangannya pada bahu Aurissa. "Gue sendiri, Aurissa juga, kita akan jadi pasangan malam ini, iyakan Uris."

Aurissa yang sedang tidak fokus langsung menjawab 'ya' pernyataan Axel, lagipula tak ada salahnya bukan?

"Selera lo udah berubah Xel?" Tanyanya sinis seolah partner Axel kali ini sama sekali diluar dugaannya.

Namun bukan Axel namanya jika ia akan terpancing oleh pertanyaan sahabatnya yang terlihat kesal. "Sepertinya iya, selera gue berubah setelah bertemu Aurissa." Jawabnya santai tapi membuat seseorang mendengus. "Lagi pula siapa bilang kalau Aurissa bukan selera gue, dia cantik, dan seksi, kalau masalah usia gue rasa bukan masalah dengan yang lebih muda." Jawabnya santai sambil sekali melirik seseorang yang duduk santai di samping Eldern.

Sadar sedang jadi bahan perbincangan ia menabok tangan Axel yang bertengger di bahunya tak habis pikir dengan jawaban ngawurnya, seolah-olah ingin membiarkan orang lain berfikir kalau mereka tengah dalam proses pendekatan.

Tapi yang mereka tidak tau adalah tangan seseorang mengepal dibawah meja, ia sungguh tidak suka mendengar jawaban dari Axel.

"Please deh kalian ngomongin orang kaya orangnya gak ada aja." Balas Aurissa sebal mendengar mereka.

"Sa kamu bisa pergi bareng kakak, jangan sama dia." Ucap Eldern membujuk.

'Yang benar saja.' Rutuknya dalam hati.

Extraordinary You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang