Chapter 1

15.3K 843 0
                                    


Satu ⭐ darimu sangat berarti untukku 😘😘
Happy reading 🤗

Walau sudah dua minggu berlalu, tapi perasaan sedih masih menggelayuti hati Aurissa bila mengingat peristiwa itu. Walaupun Bara, kekasihnya, sudah berulang kali menjelaskan kalau kejadian itu benar-benar tidak disengaja, hanya terbawa suasana katanya, ketika tiba-tiba mereka berciuman, Bara beralibi kalau Andinlah yang lebih dulu menciumnya tepat saat Aurissa melihat kejadian itu, sehingga terlihat kalau mereka sedang bercumbu. Aurissa sulit untuk percaya ketika Andin dan Bara berteman akrab, bahkan dengan dalih satu kelompok belajar mereka kesana-kemari bersama, waktu kebersamaan mereka lebih banyak dibandingkan waktu Bara untuk dirinya, mereka satu fakultas, satu jurusan, satu kelas, satu kelompok belajar. Dan apakah sekarang mereka satu kesatuan? Argh ia dibuat frustrasi oleh pikirannya sendiri.

'Bara sialan, Bara brengsek bahkan saat gue meminta waktu untuk sendiri dia sama sekali gak berusaha untuk menghubungi, apa sekarang Bara sudah benar-benar terjerat oleh Andin?'

"Take your time Uris, aku akan selalu nunggu kamu."

"Nunggu pala lo peang!" Rutuknya kesal.

Tadinya Aurissa ingin percaya kata-kata Bara, tapi melihat dia kemarin lagi-lagi tertawa bersama Andin membuat Aurissa merasa bodoh, merasa ia yang bodoh sendirian memikirkan hubungannya dengan Bara, sedangkan Bara sendiri terlihat tanpa beban sama sekali.

"Uriiiiiisssss!" Suara teriakan Retha sahabatnya membuyarkan pikiran-pikiran Aurissa tentang Bara.

'Bodo amatlah dengan Bara, kalau dia bisa ketawa hahahihi kesana kemari, kenapa gue harus bersedih sendiri disini.'

"Apa Tha." Jawabnya malas.

Dengan gaya centilnya Retha menghampiri Aurissa yang sedang duduk di taman kampus. "Uris.. Uris.. Uris..."

"Apa sih, gaje deh... Jangan ganggu, gue lagi nulis."

"Uris..."

"Uris..."

"Aurissa!"

Aurissa akhirnya menutup buku catatannya mulai jengah dengan panggilan sahabatnya yang berulang, kalau sudah begini Retha tak akan berhenti sampai Aurissa mau mendengarkan ucapannya, memasang muka sebal Aurissa menghadap Retha yang tengah nyengir tanpa dosa.

"Apa?" Jawabnya ketus.

"Lo mulai kerja jam lima kan Uris?"

Reta memasang muka manis di depannya, yang biasanya kalau dia sudah seperti itu pasti ada maunya.

"Anterin gue ngemall ya, gue mau beli running tee sama sepatu buat ikut event marathon minggu depan, please." Kan? Dia menyatukan kedua tangannya di depan dada dengan wajah pura-pura memelas. "Gue traktir makan deh, gue janji antar lo ke tempat kerja, janji lo gak bakal telat, ya, ya, ya!"

Kalau sudah begitu mana bisa Aurissa menolak. "Oke."

"Asyyiiikkk, yu entar keburu sore."

Aurissa dan Retha meninggalkan taman kampus yang terkenal dengan kolam yang dipenuhi ikan koi itu dan sejam kemudian mereka sudah sampai di PIM, menelusuri gerai-gerai toko, hingga mereka sampai disalah satu gerai perlengakapan olahraga yang berlabel EISport, salah satu brand terkenal yang memproduksi pakaian dan alat-alat olah raga terlengkap saat ini. Karena, brand ini selain memproduksi tshirt, sepatu dan aksesoris olahraga lainnya, EISport juga memproduksi perlengkapan alat-alat untuk fitnes.

Setelah melihat-lihat, akhirnya Retha mendapatkan sepasang sepatu, running tshirt juga running pants dan Aurissa yang akhirnya ikut membeli wireless earphone, mereka bergegas menuju kasir untuk melakukan pembayaran, tapi ditengah-tengah proses transaksi, beberapa orang dengan langkah tegap dan badan bak model dengan setelan formal Gucci dan Zegna masuk ke dalam toko, beberapa pekerja dan pelayan toko tampak memberi hormat pada mereka dengan menundukan kepala.

Extraordinary You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang