Chapter 13

5.8K 470 1
                                    

Satu ⭐ darimu sangat berarti untukku 🤗
Happy reading

Cinta? Saat ini Aurissa masih bingung mengapa ia bisa secepat itu move on dari Bara bahkan ketika dia kembali melihat postingan Andin bersama mantan kekasihnya itu dia... merasa biasa saja, dan sekarang muncul rasa senang saat ia melihat seseorang, dia yang selalu di elu-elukan orang, dia yang selalu dibicarakan Retha dan Sarah, apa mungkin dia juga tertular virus E alias virus Eldern seperti yang selalu dibicarakan Sarah?

Seperti yang pernah dikatakan Axel bukan hal yang sulit untuk menyukai Eldern, dan bukan hal yang mudah untuk menolak pesonanya, mungkin ia mulai menyukai Eldern sama seperti temannya itu, lalu haruskah ia bergabung dalam fanbasenya? Jangan sampai, cukup ia saja yang tau, dan harus sewajarnya, karena dia bukanlah tipe orang yang bisa seekspresif Retha ataupun Sarah.

Lalu apakah perasaan suka itu bisa memberikan perasaan gak nyaman dan gak enak seperti saat melihat dia berjalan bergandengan tangan dengan kekasihnya, apakah semua pengagumnya juga merasakan itu? Lalu apakah perasaan suka itu juga membuat ia bisa menemukan sosoknya dimanapun, seperti saat ia berada dikeriuhan kantin dan ketika sosok itu lewat ia bisa merasakan keberadaannya, atau seperti saat ini diantara banyaknya kerumunan manusia, diantara riuhnya sorak sorai penuh semangat, ia bisa melihatnya, sosok itu selalu bersinar dimanapun ia berada, selalu mencuri perhatian dengan senyumnya yang menawan, dan apakah perasaan suka itu akan membuat ia berhalusinasi, seperti ia yang merasa bahwa Eldern sedang memperhatikannya, merasa bahwa Eldern tengah menatap dan tersenyum padanya.

"Aww Pak El lihat kesini, dia lihatin gue gak sih?"

"Gue kali." Pekik teman-teman di sebelahnya.

Ah... Rasanya ia pernah mengalami situasi ini, Aurissa kembali menatap kedepan, kembali menyemangati divisinya yang tengah bertanding dibabak final, dan sementara disisi lain ada yang merasa kembali diabaikan.

Sayangnya divisi Aurissa harus puas menempati posisi runner up pada pertandingan futsal tersebut.

"Gak apa-apalah kita gak juara, yang penting kebersamaan dan kekompakan, sekarang waktunya kita makan-makan, Mbak Jena udah booking resto buat kita." Teriak Sarah tanpa ada rasa sedih sama sekali.

Lalu semuanya bersorak girang melupakan kekalahan yang baru saja terjadi, Divisi keuangan yang terdiri dari dua belas orang termasuk Mbak Jena langsung ke luar arena, laki-laki langsung menuju tempat parkir, dan perempuan tentu saja mereka harus ke toilet dulu untuk touch up.

"Kamu gak touch up dulu Uris?" Tanya Sarah memandang Aurissa, "tapi kamu gak touch up juga udah cantik."

"Apaan sih, bukan gitu aku tadi buru-buru jadi make upnya gak kebawa, aku nunggu disini aja ya."

Sepeninggal Sarah dan rekan-rekannya ia sibuk dengan handphone membalas pesan Ben yang menanyakan ia akan pulang pukul berapa sehingga tak menyadari ada orang yang tengah berdiri di depan dan tengah memperhatikannya.

"Bahkan saat saya ada di depanmu kamu gak berniat untuk menyapa saya Aurissa?"

"Ya ampun!" Aurissa melonjak kaget mendapati Eldern tepat di depannya. "Kak Eldern ngagetin aja... Eh Pak Eldern maksudnya." Aurissa segera mengoreksi ucapannya dan sedikit membungkuk memberi hormat mengingat Eldern adalah atasannya saat ini.

Tapi nada bicara Eldern sama sekali tak menyiratkan hubungan atasan dan bawahan diantara mereka. "Kamu sudah tau kalau saya ini adalah atasan kamu tapi bahkan kamu gak bilang kalau kamu magang disini hah!"

Aurissa bingung apa sepenting itu ia harus memberi tahu Eldern. "Apa itu penting Pak?"

"Gak penting, terserah!"

Extraordinary You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang