Chapter 15

6.1K 437 3
                                    

Satu ⭐ darimu sangat berarti untukku
Happy reading 🤗

Aurissa sangat senang bisa pulang ke kota kelahirannya Bandung, bisa bermanja-manja dengan mamanya, dan bisa kembali mendengar ucapan "Princess" dari sang papa walaupun sang papa masih terlihat gengsi, tapi ia selalu percaya kalau papanya selalu menyayanginya, sayang adik tercintanya sedang tak ada dirumah padahal ia sudah sangat merindukannya.

Dan juga tanpa ia ketahui sebelumnya ternyata Ben bukan semata-mata pulang membawa Zelline untuk sekedar liburan di Bandung tapi kakaknya ternyata memperkenalkan secara resmi dan meminta izin pada mama dan papanya untuk segera melamar Zelline, setelah lamaran pribadinya beberapa waktu lalu. Aurissa yang baru mengetahui rencana itu ikut berbahagia untuk mereka, kendati  dalam hatinya dia merasa akan kehilangan Ben, kehilangan sosok yang selalu menemani dan melindungi dia sepanjang hidupnya.

Ben datang menghampirinya yang sedang termenung sendiri dikursi dekat kolam renang, seakan mengerti akan kegundahan adiknya, ia merangkul dan membelai lembut rambut panjang Aurissa.

"Kenapa? Kok menyendiri disini, entar dideketin setan lho!" Goda Ben.

Aurissa memukul bahu kakaknya, "Ishh jangan nakut-nakutin deh." Gerutunya sebal, namun tak lama gadis itu kembali termenung.

Ben mengerti ia merangkul adik perempuan satu-satunya itu untuk memeluknya, "Kamu tetap akan selalu jadi yang terpenting buat kakak, jangan pernah merasa kamu akan kehilangan kakak, kasih sayang kakak akan selalu sama buat kamu Sa, walaupun sekarang ditambah Mbak Zelline kasih sayang kakak buat papa, buat mamah, buat kamu dan buat Daren tak akan pernah berkurang, walaupun kita bukan saudara yang selalu kemana-mana bersama, tapi kapanpun kamu membutuhkan kakak, kakak akan selalu ada buat kamu, you have my word honey."

Aurissa menangis dalam pelukan Ben, sudah lama sekali rasanya ia tak bermanja seperti ini.

"Listen, suatu hari akan ada orang yang mengambil alih tanggung jawab papa dan juga kakak untuk melindungi kamu, dan saat itu kami harus siap melepas princess satu-satunya di rumah ini."

"Aku gak mau, Caca takut gak bisa mendapatkan yang sesayang papa dan kak Ben ke Caca."

Ben mengeratkan pelukan pada Aurissa, menjepit hidung mancung adiknya hingga ia mengaduh.

"Ckckck, cengeng banget sih, belum juga lamaran, belum juga tunangan, belum juga nikahan udah di tangisin aja, dasar manja."

Mamanya dan Zelline yang menyaksikan adegan itu tentu sangat tau betapa saling menyayanginya mereka.

Dan Daren bocah remaja  yang baru kelas dua SMA namun tingginya sudah mengalahkan Aurissa tiba-tiba sudah berdiri di dekat Aurissa mencibir adegan diantara mereka.

"Apaan kamu datang-datang langsung ngatain, salam dulu kek, peluk kek." Balas Aurissa setelah Daren mengatainya lebay.

"Idiiih.. mau ya di peluk dasar jomblo!"

"Jomblo teriak jomblo!"

"Sorry ya aku bukan jomblo tapi single, kalau jomblo itu nasib kalau single itu pilihan."

"Sirri yi iki bikin jimbli tipi single, prett." Balasnya sebal.

Aurissa hanya mencebik pada Daren, tidak benar-benar kesal. Daren lalu menyalami dan memeluk Ben tapi tidak dengan Aurissa yang bahkan sudah menyodorkan tangannya, balasannya ia malah mengacak rambut Aurissa sambil terus mengejeknya. "Dasar cebol."

Aurissa bangkit dan mengejar Daren yang sudah berlari kedalam rumah dia sudah lupa dengan kesedihan yang terjadi beberapa detik sebelumnya.

"Aku gak cebol ya, kamu aja yang badannya kaya tiang listrik." Teriak Aurissa sambil terus mengejar Daren.

Extraordinary You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang