Chapter 4

8.1K 503 2
                                    

Satu ⭐ darimu sangat berarti untukku 😘😘
Happy reading 🤗


Sialan! Sepertinya hari ini adalah hari yang sial bagi seorang Eldern Ivander Killian. Bagaimana tidak, niat hati ingin memperkenalkan kekasihnya Alluna pada keluarga malah berakhir berantakan, kekasih yang sudah dipacarinya selama satu tahun ini ditentang oleh ayahnya sendiri hanya karena dia seorang model, come on apa salahnya dengan model, yang ada orang-orang iri dengan karir Alluna, semua orang ingin berada diposisi Alluna sekarang ini, model international dan tahun ini dia diundang untuk mengikuti audisi runaway Victoria Secret, Eldern sangat bangga dengan kekasihnya itu, tapi ternyata kebanggaan Eldern berbanding terbalik dengan pendapat sang Ayah yang ingin calon menantunya berlatar pendidikan tinggi dan bukan dari dunia entertainment, alasan kedua yang sebenarnya lebih memberatkan, entah apa penyebabnya.

Dan Mamanya yang sudah lebih dulu mengenal Alluna tidak bisa berbuat banyak perihal tentangan Ayahnya.

"El Sabar dulu ya nanti biar Mama coba untuk bujuk Ayah, Ayahmu pasti punya alasan sendiri kenapa dia gak suka sama profesi Alluna."

Eldern dengan suasana hati kacau untuk saat itu hanya bisa pasrah setelah semua pendapatnya disanggah oleh sang Ayah, dan tentu saja semua itu berimbas pada Alluna.

"Lebih baik aku balik ke Singapure lagi El, aku ingin nenangin diri dulu, lagi pula mulai bulan depan aku akan sangat sibuk, aku akan berusaha menghubungimu, I love you."

Kecupan dan pelukan itu seperti salam perpisahan bagi Eldern, membuatnya kehilangan konsentrasi yang berakibat motor Triumph Scrambler yang sedang ditungganginya menyerempet seseorang, tepatnya menyerempet seorang mahasiswi.

Eldern yang panik memarkir motornya sembarang dan segera menghampiri gadis yang sedang mencoba berusaha berdiri itu, dia sudah membayangkan akan mendapat makian bahkan tuntutan dari korban, nyatanya gadis itu malah tak acuh dan akan segera melenggang pergi jika saja ia tak menarik tangan dia untuk mencegahnya.

Dan ternyata gadis yang ditabraknya terlihat masih sangat muda dengan wajah oval, mata bulat dan pipi yang agak chubby, dan jangan lupakan tas punggung ala ABG membuat dia terlihat seperti anak SMA, kalau saja dia tak melihat tulisan nama kampus pada jas yang gadis itu pakai.

"Saya minta maaf, saya antar kamu ke dokter ya, saya takut kakimu kenapa-napa?"

"Its oke, saya gak apa-apa." Gadis itu berusaha meyakinkan Eldern dengan memutar tumit kakinya beberapa kali. "Hanya sedikit ngilu saja, selebihnya saya masih bisa jalan."

Eldern yang merasa bersalah karena berkendara sambil melamun, memaksa gadis untuk pergi ke rumah sakit namun gadis itu tetap bersikeras menolak.

"Baiklah, saya minta maaf karena telah menyerempetmu, ini kartu nama saya, jika terjadi sesuatu padamu, kamu bisa menghubungi saya pada nomor yang ada disana."

Gadis itu hanya mengangguk dan dengan terburu-buru masuk ke dalam gerbang Universitas tak jauh dari tempatnya berdiri.

'Apa dia mahasiswi disini?'

📖📖📖

Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian dihari itu, kekasihnya sama sekali belum menghubunginya, dia hanya mendapat kabar dari managernya kalau Alluna sedang dikarantina dan tak bisa bebas menggunakan handphone, begitupun dengan gadis yang dia serempet dihari yang sama, tak ada nomor asing yang menghubunginya ataupun meminta pertanggung jawaban.

Sebuah ketukan membuyarkan konsentrasinya, setelah memberi ijin masuk sekertarisnya masuk disusul oleh kedua temannya di belakang.

"Pak Eldern saya mau membacakan jadwal Bapak untuk besok."

Extraordinary You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang