Chapter 9

6.6K 487 8
                                    

Satu ⭐ darimu sangat berarti untukku 🤗
Happy reading

"Woi!!!"

Belum juga tenang detak jantung Aurissa kini malah kembali dikagetkan dengan suara cempreng Retha dan tabokan keras di bahunya.

"Astagfirullah, kalau gue mati gimana Tha?" Gerutu Aurissa sebal, yang nabok malah cengengesan.

"Lo gak boleh mati dulu sebelum lo jelasin kenapa lo bisa keluar dari mobil mewah yang terparkir cantik depan gerbang kampus itu, kalau gue gak salah ingat pemilik mobil itu tidak lain dan tidak bukan adalah mahluk tuhan paling ganteng dan paling seksi yaitu Pak Eldern Ivander Killian."

Aurissa memutar mata jengah sudah biasa dengan segala kelebaian seorang Retha, dia melanjutkan lagi perjalanan menuju fakultasnya tanpa menjawab pertanyaan sahabatnya si Miss kepo Aretha Kusumawardani.

"Uris jelasin, dan gue juga belum puas dengan penjelasan lo tentang kenapa elo bisa digendong sama Pak El di event JakMar kemarin."

"Guekan udah bilang kalau kaki gue sakit Karet." Jawab Aurissa jengkel.

"Banyak kali yang kakinya sakit kemarin, tapi gak semua orang dia gendong tuh."

"Dia kasihan kali sama gue."

"Lo yakin cuma kasihan aja, kalau dia cuma kasihan doang tinggal panggilin paramedis di pos terus lo diangkut pake blankar udah beres perkara."

Aurissa berhenti dan menatap sebal Retha. "Terus lo mau jawaban apa, gue jawab salah mulu deh perasaan."

Melihat Retha mengeluarkan senyum menyebalkan dan sok misterius, ia yakin kesimpulan yang ada di otak temannya pasti sangat gila.

"Lo mau tau tebakan gue apa?" Tanyanya sok penuh teka-teki, tapi Aurissa malas meladeni lebih lanjut, jadi dia pasrah mengikuti kemana maunya Retha.

"Apa?"

"Kayaknya Pak El suka deh sama lo!"

"Lo gila ya, kepala lo kepentok dimana sih Karet, bisa-bisanya lo mikir kaya gitu!"

Kesimpulan Retha benar-benar tak tertolong, Aurissa mempercepat langkahnya menuju kelas yang sudah ramai dengan tempat duduk yang sudah hampir penuh.

"Habisnya gue terlalu syok Uris lihat pemandangan elo yang sedang cekikikan dalam gendongan Pak El, belum lagi pemandangan pagi ini, elo keluar dari mobil dia dengan wajah merah merona. Coba lo jelasin ke gue, kak mungkinkan kalian ketemu di jalan terus Pak El tiba-tiba ngajakin lo nebeng? Dia jemput lo kan Ris?"

Aurissa diam karena tebakan Retha kali ini memang benar, lebih baik dia jujur agar sahabatnya ini diam.

"Ternyata dia temen Kak Ben Reth,  jawaban gue ini bisa ngejelasin semuakan." Jawabnya pasrah memilih jujur.

"Tapi Ris kayaknya..."

"Selamat pagi."

'Fiuuuh...'

Syukurlah datangnya dosen terpaksa menghentikan kekepoan Retha terkait hubungan Aurissa dan Eldern, Retha masih yakin ada sesuatu antara mereka, masih tak mau percaya seorang Eldern Ivander Killian menggendong Aurissa hanya sebatas kasihan, tapi juga terasa heran kalau Eldern tiba-tiba menggendong Aurissa jika itu pertemuan pertama mereka, kecuali... kecuali mereka pernah bertemu sebelumnya.

Dan rupanya perkiraan Aurissa salah, kedatangan dosenpun ternyata tak menyurutkan ke kepoan temannya itu, "Uris... Ris," panggil Retha pelan.

"Apa?" Jawab Aurissa tak kalah pelan.

"Sebelum elo ketemu Pak El di JakMar, apa lo pernah ketemu dia sebelumnya?"

Aurissa menulis sesuatu di kertas lalu ia sodorkan pada Retha.

Extraordinary You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang