-5-

41.3K 1.9K 33
                                    

Happy Reading

*
*
*

"Eh nak Aldo, sini duduk dulu. Ini beneran anak kamu" tanya Mama sambil nyuruh Aldo duduk.

"Iya tante itu anak saya" jawab Aldo

"Healah udah gede aja anakmu. Gimana kabarmu? Kok kelihatnnya udah jarang main sama Dhimas?"

"Iya tan lagi banyak kerjaan. Dhimas juga kan lagi banyak kerjaan juga"

"Tente perhatiin anakmu anteng aja ikut sama Alana sampe ketiduran gitu"

"Capek mungkin Tan soalnya agak rewel juga dia"

"Istrimu mana kok nggak ikut" tanya Mama Sarah yang kepo banget.

"Istri saya udah meninggal tan saat ngelahirin Kenzo" jawab Aldo.

"Ehh.. Maaf ya tente nggak bermaksut tanya begitu"

Alana yang sedari tadi diam dengerin obrolan Mamanya dan Pak Aldo pin kaget saat mengetahui Pak Aldo ternyata duda anak satu dan istrinya meninggal saat ngelahirin Kenzo.

"Kenzonya ambil aja sus udah malam juga. Kita pulang sekarang biar Kenzo bisa istirahat di rumah" perintah Pak Aldo kepada susternya.

Suster Mila pun mengambil Kenzo dari gendongan Alana. Aldo yang memperhatikan hal tersebut dibuat tidak fokus pada bagian dada Alana yang kelihatan karena tangan Kenzo yang menariknya saat diangkat oleh suster Mila. Payudara sintal Alana membuat Aldo meneguk ludahnya kasar. Aldo segera mengalihkan pandangannya saat fikiran kotornya mulai menyerang. Maklum udah lama duda.

Saat suster Mila mengangkat Kenzo dari gendongan Alana, Alana sempat melirik ke arah Aldo sebentar. Aldo tampak memperhatikan sesuatu. Alana mengikuti arah pandangan mata Aldo yang ternyata mengarah ke arah dadanya yang kelihatan akibat ulah tangan Kenzo yang tadi sempat menarik bajunya saat diangkat oleh suster Mila. Alana segera membenahi bajunya. Betapa malunya dia saat Aldo melihat asetnya itu.

"Tante saya pamit pulang dulu, mari Bu Alana" pamit Aldo.

"Iya mari-mari"

***

Alana, Mama Widya, dan Papa Wijaya memutuskan pulang setelah acara selesai. Saat di mobil Alana di introgasi lagi sama Mamanya perihal Aldo.

"Kamu beneran Dek nggak ada hubungan sama Aldo?" tanya Mama dengan kekepoannya.

"Enggak ada Mama. Pak Aldo rektor aku dan Aku sebagai dosen itu aja ga ada hubungan lebih" jelasku.

"Aldo siapa Ma?" tiba-tiba Papa bertanya.

"Aldo temennya Dhimas itu lo Pa, masa Papa lupa. Tadi Mama liat Adek gendong anaknya Aldo dan anaknya anteng-anteng aja digendong Alana udah kayak Mamanya aja"

Alana memutar matnya jengah mendengar jawaban Mamanya.

"Iya-iya Papa inget Aldo yang dulu sering main ke rumah itu kan, iya Papa inget. Emang istrinya nggak marah apa kalau anaknya digendong Adek ma?"

"Istrinya Aldo udah meninggal Pa. Tadi aja dateng ke acara ulang tahun Reyhan sama susternya. Kasian tau Pa masih muda, ganyeng, sukses tapi udah ditinggal istrinya"

"Emang udah takdirnya Ma, mau bagaimana lagi"

"Adek, kamu kapan ngenalin pacar kamu ke Mama Papa?"

"Mama itu mulu yang ditanyain. Adek belum nemu yang cocok Ma. Nanti kalo udah nemu juga pasti aku kenalin ke Mama Papa"

"Kamu nggak tertarik dek sama Aldo? Aldo ganteng lo, masih muda, mapan lagi, ya meskipun statusnya duda sih. Mama setuju misalnya kamu sama Aldo. Mama dapet mantu sekaligus cucu, iya kan Pa?"

My WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang