Terima kasih atas dukungan vote dan komentarnya🐯
🦋🦋🦋
Tepat pada pukul 06.00am, Jessica terbangun dari tidurnya. Dia baru kembali ke alam bawah sadarnya, setelah semalaman dia harus bergelut dengan ketidaksadarannya. Kini dia bisa berjalan tanpa bantuan siapa pun.
Begitu menuruni anak tangga, Jessica merasa sedikit pening, mungkin karena tidak sepenuhnya dia telah menemukan kesadarannya. Tapi dia tetap melangkah, begitu sampai di bawah dia melihat seseorang tertidur di sofa, di meja terdapat makanan yang tertata rapi, seolah siap untuk dimakan bersama-sama.
Mendekati pemilik tubuh itu, dan Jessica dibuat terkejut berkali-kali lipat saat mengetahui siapa orangnya. Dia tahu bahwa adik bungsunya tidak akan bisa tidur kalau berada di sofa, dia tahu adik kecilnya itu sangat manja dan juga sensitif. Tapi, bagaimana dia bisa tidur dengan nyenyak sekarang? Bahkan ketika dia tidur di sofa.
Sebelum menghampiri Sinb, Jessica menatap pakaiannya terlebih dahulu. Dia ingat semalam menggunakan pakaian yang mana, dan sekarang adalah yang berbeda. Jadi sepertinya, salah satu adiknya telah menggantikan pakaiannya.
Jessica maju lebih dekat lagi, dia baru melihat ada kegelisahan di raut wajah Sinb sekarang. Kegelisahan itu berimbas pada keringat yang bercucuran, entah apa yang sedang ia mimpikan saat ini. Sepertinya mimpi buruk lebih dominan pada dirinya.
Tubuhnya bergerak gelisah, meringkuk sambil memeluk kekosongan. Tangan Jessica tak tinggal diam, ia langsung saja meraih kening Sinb yang basah karena keringat itu.
"Apa ini? Kenapa suhu tubuhnya terasa sangat tinggi?" Jessica lebih dekat lagi, dia merasa cemas saat merasakannya.
"Hei ... Kau demam, Sinb ah ... " ujar Jessica, menepuk pipi adiknya dengan perlahan.
Ketika Jessica dibuat cemas dengan keadaan Sinb, Yoona dan Krystal keluar dari kamar mereka masing-masing. Ia beranjak, meminta kepada dua adiknya yang lain untuk segera turun.
"Kenapa? Ada apa?" tanya Yoona.
"Krystal ah," panggil Jessica memohon. "Kau bisa menggendong Sinb ke kamarnya, bukan?"
"Eonie, kenapa?" tanya Yoona lagi.
"Sinb demam, dia tidak sembuh sepenuhnya," jawab Jessica kalut.
"Apa?" Yoona dan Krystal cemas dibuatnya, keduanya langsung saja menghampiri untuk mengetahui lebih lanjut lagi.
Dalam keadaan hening mereka bertiga menatap Sinb yang masih tak mau membuka matanya. Bagaimana jika sebenarnya Sinb pingsan? Tapi tidak juga, dia melakukan sedikit pergerakan saat keningnya disentuh oleh mereka secara bergantian.
"Ayo pindahkan dia ke kamarnya," ujar Jessica.
"Aku akan pergi ke dapur untuk membuatkan bubur untuknya," sahut Yoona, ia lantas pergi dengan terburu-buru.
Sekarang dengan bantuan Jessica, tubuh Sinb berakhir sempurna di punggung Krystal. Sampai kapan pun, Sinb tetaplah bungsu bagi mereka bertiga.
"Hati-hati," ujar Jessica saat Krystal mulai melangkah maju.
Sesampainya di dalam kamar, Krystal segera saja merebahkan tubuh Sinb ke ranjang dengan bantuan Jessica lagi. Merebahkan tubuh itu secara perlahan, tak sedikit pun berani mengusiknya. Mereka perhatian, hanya saja mereka tidak begitu ingin menunjukkan secara langsung lagi, padahal kecelakaan itu hanyalah kecelakaan.
"Aku akan mengambilkan kompresan, tolong jaga adikmu!" kata Jessica, Krystal mengangguk dan Jessica pun pergi.
"Hei ... Kau demam lagi, hm? Mengapa seperti ini? Siapa yang menyuruhmu untuk tidur di sofa? Aish, nakal sekali adikku ini~" ujar Krystal dengan diakhiri sebuah cubitan manis di hidung mancung adiknya.
"Sakith ... " keluh Sinb tanpa berniat membuka matanya, tapi kedua alisnya menyatu dengan dahi yang berkerut.
"Apa?"
"Sakith ... " isak Sinb kemudian, air matanya jatuh tapi kedua mata itu masih belum terbuka juga.
"Kenapa? Kenapa? Apanya yang sakit, hm?" Krystal menyondong, ia mengusap-usap kepala Sinb dengan penuh kasih sayang.
"Sakith ... "
"Iya yang mana yang sakit, Sayang? Ayo buka matamu dan beritahu Eonie, hei ... "
Yoona datang dengan nampan berisi semangkuk bubur serta segelas jangkung air bening, juga Jessica yang membawa wadah berisi air biasa untuk mengompres kening Sinb.
"Kenapa? Ada apa?" tanya Jessica saat Krystal tampak dalam posisi bertanya-tanya.
"Dia mengeluh kesakitan," jawab Krystal bernada pelan.
"Kepalanya pasti pusing, dia harus bangun untuk meminum obat," sahut Yoona, mengenal betul bagaimana adiknya itu.
Krystal menurut, dia akan mencoba untuk membangunkan Sinb. Telapak tangan itu menepuk-nepuk pipinya dengan perlahan, meminta sebuah kesadaran guna menenangkan keadaan.
"Hei, buka matamu, Sayang ... " ujar Krystal bernada bisikan.
Secara perlahan mata itu terbuka, bisa dilihat betapa memerahnya kedua mata Sinb saat ini. Ketiga kakaknya menghela napas lega, melihat Sinb yang bisa membuka mata.
"Kau demam, Sinb." ujar Krystal sambil mengusap kening Sinb yang berkeringat lagi.
"Apanya yang sakit, hm? Kepalamu?" tanya Jessica, ia menaruh wadah itu di lantai.
Yoona menaruh nampan tersebut di nakas. Kini ketiga gadis itu duduk di tepian ranjang, kecuali Yoona yang sudah naik sepenuhnya, duduk di sebelah Sinb yang masih luas.
"Tidakkah sebaiknya kita pergi ke dokter?" tanya Krystal cemas.
Sinb menatap satu persatu kakaknya setengah sadar, dia bahkan tidak menemukan kesadaran penuh untuk saat ini. Kedua tangannya menerima usapan dari dua sisi, juga keningnya yang menerima usapan penuh kasih sayang.
"Kenapa seperti ini, hm?" tanya Yoona begitu manis.
Sinb mengerjap dengan lemah, dia menoleh saat melihat bibir Yoona bergerak. Ada apa ini? Kenapa semua terasa hening bagi Sinb, juga pandangan matanya yang sesekali kabur.
"Hei, kau mendengarkan Eonie, bukan?" tanya Yoona kalut.
"Aku baik-baik saja," ujar Sinb serak, khas orang baru bangun tidur.
"Tidak, kau tidak baik-baik saja," sahut Jessica, ia mengambil kompresan untuk mereda panas di kening adiknya.
Krystal tak henti-hentinya tersenyum, padahal dia itukan Si dingin yang cenderung hemat akan senyuman.
"Kenapa? Kau membutuhkan sesuatu?" tanya Krystal, namun Sinb tidak menoleh. "Hei."
Barulah Sinb menoleh, menatap Jessica dan Krystal secara bergantian.
"Eonie, kenapa?" tanya Sinb masih serak. "Kenapa suara kalian tidak terdengar?"
"Apa?"
Sinb menggeleng. "Tidak, tidak, aku bisa mendengarnya sekarang."
Ketiganya saling menatap satu sama lain, kemudian Sinb memaksa untuk beranjak duduk. Dengan bantuan Krystal dan Yoona, Sinb menyandar pada kepala ranjang.
"Kau baik-baik saja?" tanya Jessica.
Sinb mengangguk kecil. "Ya, aku baik-baik saja."
"Nah, semuanya mari kita liburkan untuk—Tidak."
Ketiganya baru menyadari, tentang apa yang sedang mereka lakukan saat ini. Raut wajah cemas itu berubah dingin, mereka seolah tak mau memundurkan ego masing-masing.
"Kenapa?" tanya Sinb.
Krystal beranjak lebih awal, dilanjut oleh Yoona setelahnya. Mereka pergi dari kamar Sinb tanpa sebuah ucapan selamat tinggal atau sekedar basa-basi. Kini hanya tinggal Jessica yang bersisa.
"Eonie," panggil Sinb lirih.
"Tidak, aku tidak pernah mengharapkanmu."
Jessica bangkit setelahnya, dia benar-benar ikut pergi meninggalkan Sinb seorang diri di sana. Sepertinya, Sinb mulai berteman akrab dengan hening dan sepi mulai saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Sister Too
Fanfiction[COMPLETED] "Tidak, aku tidak pernah mengharapkanmu." Jessica Jung "Jangan menatapku seperti itu, Sialan!" Yoona Jung "Pergilah!" Krystal Jung "Berhenti seperti ini, karena aku juga adikmu~" Sinb Jung [01-08-21] #2 in Sibling [02-08-21] #1 in SNSD [...