Part 22

1K 44 0
                                    

Tepat seminggu Syla dan Lyli berada dikampung Syla.Mereka berdua sekarang sedang berkemas untuk kembali ke tanah perantauan.

"Orang tua gue kok nggak nyariin gue sama sekali ya syl.Padahal jarak dari sini kerumah gue kan deket Syl."Pikiran Lyli berkrcambuk .

"Positif thinking aja lah Ly.Mungkin aja orang tua lo sibuk.Lagian mereka kan nggak tau kalo lo disini."Jawab Syla.

"Udah ah pusing gue mikirin orang tua gue"Lyli meninggalkan Syla dikusi yang terletak disamping rumah Syla.

Syla pov
Selama berlibur pikiran ku terus berkecambuk.Banyak masalah yang menghampiri yang tak kunjung terselaikan karena itu aku memilih menghindar. Bukan tanpa sebab aku cukup lelah menghadapi masalah yang datang silih berganti .aku  ingin menjerit ingin protes seakan Allah tidak adil padaku. Disaat suatu masalah terselesaikan muncullah masalah-masalah lain yang cukup menyita emosi dan tenaga.

Masalah antara aku dengan kak Qila aku anggap sebagai masalah yang ringan karena itu terjadi karena kesalahan pahaman hanya melibatkan emosi pikiran bukan perasaan sehingga tidak terlalu tebayang-bayang.Sedangkan masalahku dengan Kak Aksa seolah enggan untuk berlalu .Selalu saja terbayang-bayang karena didalamnya melibatkan emosi perasaan yang entah terbalaskan atau berakhir kekecewaan .Disaat aku ingin menghindar justru malah aku semakin dekat walaupun tidak dengannya tetapi dengan orang yang membesarkannya.

"Kamu ada masalah apa syl.Ceritalah sama Ibu.Ibu tau sebenarnya kamu pulang ada masalah kan disana apalagi sampai kamu meninggalkan pekerjaan disana"Kata ibu yang tiba-tiba duduk disampingnya.

"Nggak kok buk.Syla pulang karena kangen ibuk lagian Syla sudah ijin kok nggak masuk kerja"Jawabku.

"Seberapa besarnya masalah yang kamu hadapi jangan sekali-kali kamu mercoba berlari dan menghindar. Masalah itu sama dengan ujian untuk kamu naik ke level yang lebih tinggi. Setiap orang yang diuji dengan masalah yang silih berganti seakan tiada akhir.Percayalah akan ada kebahagiaan yang sedang Allah persiapankan untukmu."Nasihat ibu panjang lebar."Yaudah ibu masuk dulu"sambungnya.

Kepalaku serasa mau meledak .Masalah seakan menjadi teman sehari-hariku.

Syla pov off

"Pak ,ibuk pengen deh kalau nanti Syla yang jadi mantu kita"Kata Bu Narti pada Pak Pradipta.Mereka berdua sedang duduk diruang keluarga .

"Yahhh buk,Itu semua kan kehendak anak kita.Bapak juga pengen lah punya mantu kayak Syla.Tapi bapak lihat-lihat Syla sama Aksa itu kek kucing sama tikus. Nggak bisa akur kalau ketemu bawaannya pengen berantem mulu"Kata Pak Pradipta.

"Bapak sebenarnya ingin pak .Nanti kalau Aksa selesai pendidikan dapat tugas disini aja biar deket sama kita"Kata Pak Pradipta sambil menyeruput teh yang dibuatkan Bu Narti.

"Iya pak ,dia anak kita semata wayang ibu nggak mau jauh-jauh lagi sama Aksa .Cukup pendidikan kali ini aja pak"Kata Bu Narti.

"Yaudah Buk Bapak mau ke kebon dulu lihat tanaman udah waktu panen apa belum"Pamit pak Pradipta

Setelahnya tinggallah Bu Narti seorang diri dirumah.

"Andai Syla udah jadi mantuku ,nggak akan kesepian gini .Walaupun hari minggu tetap aja kesepian"Kata Bu Narti.

Tok tok tok tok

"Assalamualaikum"Teriak seorang dari luar rumah. Bu Narti bergegas menuju keluar dan membuka pintunya.

"Waalaikumsalam.Ya allah Syla ,kamu mau kemana kok udah rapi gini.?"Bu Narti menelisik penampilan Syla yang sudah rapi.

"Syla mau pamit bu."

SKAYLA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang