Les renang Christy

2K 203 1
                                    

Kini anggota keluarga Arkanra sudah berkumpul di meja makan, kecuali Jean. Ia menginap di rumah temannya untuk mengerjakan tugas kuliah.

Sepertinya Jean akan mulai sibuk dan jarang berada di rumah.

Ruang makan sudah dipenuhi dengan suara sendok dan garpu beradu. Menyatakan bahwa keluarga itu sedang menikmati makanan.

"Kenapa pulangnya cepat banget dari rumah Ara, kak? Biasanya juga ujung-ujungnya nginap," kata Revo saat mendengar cerita Chika tadi sore.

Dulu memang Chika sering sekali ke rumah Ara. Bahkan yang katanya mainnya hanya sampai sore, kebablasan jadi sampai esok paginya.

Chika terkekeh mendengar ucapan Revo. "Iyalah, Pa. Mama masak spaghetti jadinya kakak pulang," jawab Chika membuat Shani dan Revo tertawa.

"Giliran makanan kesukaan aja. Langsung pulang," ucap Christy menyindir Chika.

Chika mendelik. "Iri? Bilang bos."

Christy memukul pelan lengan Chika yang masih tertawa puas.

"Oh ya, Pa. Kakak mau ikut ekskul renang. Boleh gak?" tanya Christy kepada kedua orang tuanya.

Shani dan Revo berhenti menyuapkan nasinya kala mereka mendengar permintaan Christy.

"Katanya pas itu mau ikut gymnastic?" ucap Revo sambil menatap Christy.

Sebelum memasuki ajaran baru, Christy memang sudah memberitahu bahwa dirinya ingin ikut gymnastic bersama Freya.

Christy menyendokkan makanannya. Wajahnya sedikit menekuk. "Iya. Tapi sekarang kakak udah gak tertarik. Maunya berenang."

Satu kebiasaan jelek Christy adalah, mengikuti dan meyakinkan dirinya hanya setengah-setengah.

"Lagian Christy temannya siapa juga di gymnastic?" Kini Chika yang angkat bicara.

Shani mengernyit. "Kan Freya ikut gymnastic, Kak."

Seketika wajah Chika tertegun. Baru ingat Freya mengikuti gymnastic, bahkan sudah dari SD.

Freya yang sedaritadi hanya menyimak namun juga ikut tertawa seketika langsung terdiam, dadanya sesak. Seasing itu ya dirinya di mata kakaknya?

Revo geleng-geleng kepala menatap Chika namun tanpa disadari Chika. Gadis itu masih tertegun.

"Yaudah. Papa sih terserah kakak aja. Asal jangan berhenti di tengah jalan kayak waktu les piano. Mahal loh, kak, waktu itu," lanjut Revo.

Christy mengangguk cepat. Wajahnya seketika langsung bersinar. "Iya, Pa. Ini beneran, kok. Gak berhenti di tengah jalan, hehe."

"Kapan mulainya?"

"Senin depan, Ma. Jadi nanti pas pulang sekolah, aku gak usah dijemput, adek aja. Aku nanti pulangnya sekitaran jam 3 an. Udah kayak anak SMA aja pulang sore," jawab Christy menjawab pertanyaan Shani.

Shani tersenyum geli. "Yaudah yaudah. Nanti mama kasih tau Pak Toni."

"Kalau Freya. Masih gak mau ikut ekskul?" Revo bertanya kepada anak bungsunya itu.

Freya memang belum ada keputusan apa-apa dalam pengambilan ekskul.

Freya yang tadi bergelut dengan pikirannya sendiri sedikit tersentak. Matanya membelok karena kaget.

"Gak, Pa. Nanti nanti aja."

"Beneran?" Mata Revo masih terus memandangi Freya, menunggu jawaban pasti darinya.

Freya mengangguk yakin. Saat ini ia belum tertarik dengan ekskul-ekskul di sekolah barunya.

Makan malam pun selesai. Chika dan Christy sudah naik ke atas duluan. Sedangkan Revo, Shani, dan Freya masih berada di meja makan. Meneruskan obrolan malam.

ApologizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang