Mau es krim?

1.5K 165 6
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi. Kesembilan gadis ini sudah berada di kantin sambil menunggu makanan yang dipesan. Ya, karena jarak antara stan makanan yang mereka pesan dengan meja yang mereka tempati berdekatan, jadi mereka bisa menunggu sambil duduk.

Semuanya riang tertawa. Chika pun sudah tak marah-marah seperti hari-hari sebelumnya. Namun tidak dengan Mira, cewek itu sedaritadi menatap datar teman-temannya.

Hal itu tentu mencuri perhatian teman-temannya.

"Mir, lo kenape? Muka lo kusut banget kek seragam lo."

Mira yang mendengar perkataan Ara langsung melihat seragamnya sekilas--ya kusut sih--Mira berdecak gusar.

"Iya, Mir. Lo kenapa? Tumben lo diem doang, biasanya kayak jangkrik."

"Kenapa jangkrik, Shel?" tanya Chika yang tak mengerti perumpamaan Ashel yang aneh itu.

"Gak bisa diem."

Jawaban Ashel sontak mengundang tawa Chika. Padahal mah gak lucu sama sekali untuk yang lain, humor Chika aja yang terlalu receh kayak koin di jalanan.

Mendengar itu Mira kembali menggeram. Dirinya menatap Chika dengan sengit dan tajam.

Tawa Chika berangsur-angsur berhenti karena tatapan Mira yang sedikit menakutkan itu.

"Kenapa lo sama Chika?" tanya Ara to the point. Melihat Mira menatap Chika tajam seperti itu, tentunya ada permasalahan di antara mereka.

Chika berdiri. "Misi lo Dey, gue samping Mira."

Dey yang tidak ingin repot langsung menuruti permintaan Chika dan berpindah ke tempat duduk Chika yang sebelumnya di samping Ashel.

Chika menggandeng lengan Mira yang terletak di atas meja saat ia sudah duduk dengan nyaman.

"Jangan marah-marah nanti cepet tua."

"Kan udah tua, Chik. Opung malahan."

"Diem lo bocil," balas Mira membuat Ara menajam.

"Gue bukan bocil, ya!"

Mira menghela nafas kasar. Ngatain tapi gak mau katain, siapa itu? Ya Ara. Mira kembali diam dan menatap Dey di depannya.

Melihat Mira hanya diam, Chika iseng menusuk-nusuk pipi Mira.

"Ck, apaan sih, Chik!"

"Kawand santai. Ada apa sih lo berdua?" Oniel yang tadinya hanya diam kini bertanya. Lagian tumben banget mereka berdua bertengkar.

Chika berdeham. "Begini kawand, dia cemburu gue sama Ara muluk," jawab Chika dengan pede sambil tersenyum ke arah Oniel.

Mata Mira membulat sempurna seperti ingin keluar. Tangannya gatal ingin menampol mulut Chika sekarang juga.

"Ih ogah! Ngapain gue cemburu? Aneh bet aneh manusia kayak lo."

Mira mencoba menarik tangannya dari gandengan Chika namun ternyata tenaga Chika lebih kuat sehingga tangan mereka kembali tertaut, bahkan lebih kuat.

"Byasalah, Niel. Cembubur gitu."

"Cemburu, Chik," kata Ara membenarkan perkataan Chika.

"Nah itu."

"Yang bener dah, Chik. Itu si Amidun kenapa?" tanya Gita yang greget dengan jawaban konyol Chika.

Chika terkekeh. "Gue sama kelompok gue besok mau buat yel-yel di rumah gue, tapi si Mira gak mau karena udah ada janji mabar sama temennya di caffe."

Baru saja ingin membalas, makanan mereka telah datang. Chika dan Dey mengoper makanan ke teman-temannya.

"Heh bidadari tengil. Gue bukannya gak mau ya, tapi gue udah janjian duluan sama mereka," seloroh Mira saat pengantar makanan telah pergi.

ApologizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang