"Ini tempatnya, Ma?"
Setelah menghabiskan makanan di mobil, Shani dan Chika langsung menuju tempat yang dibilang Shani karena tidak ingin menghabiskan banyak waktu.
Shani dan Chika sudah berada di depan salah satu tokoh atau tempat yang tidak terlalu besar namun dari luar bisa terlihat berbagai macam perlengkapan kemah, mendaki, dan lainnya.
Shani mengangguk. "Iya. Punyanya teman mama ini."
Shani melangkah duluan untuk masuk ke dalam. Tidak banyak pembeli, hanya satu pria berkacamata yang sedang melihat-lihat trekking pole.
"Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?" Suara karyawan langsung menyapa Chika dan Shani. Senyumnya tercetak manis membuat gigi kecilnya sedikit terlihat.
"Ah iya, kami mau melihat beberapa perlengkapan kemah," kata Shani yang sebelumnya tersenyum membalas perempuan ini.
Mulutnya membulat. "Oh, itu ada di bagian sana." Karyawan itu langsung membawa Shani dan Chika sedikit ke dalam dimana bagian perlengkapan kemah tersedia.
Setelah itu karyawan yang ternyata bernama Shelly ini meninggalkan Shani dan Chika agar mereka lebih leluasa melihat-lihat.
"Mau apa aja, Kak?" tanya Shani sembari berjalan-jalan melihat berbagai aksesoris kemah.
Perlengkapan di sini cukup lengkap dan terlihat kuat. Iyalah, teman mamanya gitu loh.
Mata Chika memandang ke seluruh ruangan, mencari apa yang ia perlukan.
Sebenarnya ia tak butuh banyak, toh kelompoknya juga membagi tugas apa yang dibawa masing-masing anggota.Tiba-tiba dia jadi bingung sendiri. Aksesoris perkemahan sudah ditugaskan kepada teman-temannya yang lain. Dia hanya perlu membawa diri, baju, dan cemilan yang memang ditugaskan untuk Chika. Jadi seharusnya ke supermarket, kan? Duh Chika Chika.
Tapi karena Chika tak ingin membuat mamanya mengomel di sore menjelang malam ini maka ia setidaknya harus mengambil satu atau dua barang. Sudah cukup kesialannya saat di sekolah tadi.
Chika memutuskan untuk mengambil handuk kecil dan dua kupluk. Satu untuk dirinya dan satu lagi ia berniat untuk memberinya pada Mira.
"Ini aja, Ma," ucap Chika dengan handuk dan kupluk yang berada di kedua tangannya.
Shani mengernyit. Ini mah di rumah juga berlimpah, kupluk Jean juga ada.
"Ini doang, Kak? Ini di rumah kita banyak kalik." Shani kembali melihat tatanan aksesoris lainnya di rak-rak.
Chika menggaruk lengannya yang tidak gatal. "Ya, ini aja, Ma. Tapi ini handuknya keknya bagus deh khusus kemah gitu," ucap Chika mencari alasan.
"Hmm. Yaudah iya, lain kali gak ada ya beli beli handuk sama kupluk lagi. Abang punya banyak, handuk juga mama punya."
"Iya Ma, iya," ucap Chika cengengesan.
"Beneran udah gak ada lagi? Mama gak mau ya, kamu sampe rumah keingat sesuatu," kata Shani yang sekarang berjalan menuju kasir.
"Boleh gak supermarket dulu? Kakak disuruh bawa cemilan sama sosis gitu."
"Iya, boleh."
Chika tersenyum mendengar jawaban Shani. Mamanya ini memang sangat hemat dan tidak ingin membuang-buang uang untuk hal yang tidak penting. Namun kalo soal makanan untuk keluarganya, tanpa banyak menimang ia langsung membeli.
"Makasih mama sayang," ucap Chika sembari memeluk singkat Shani. Shani terkekeh mencium putrinya itu.
Setelah membayar dan keluar dari toko itu, Shani dan Chika langsung cus ke supermarket terdekat agar tidak berhenti-henti di tengah jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apologize
Fiksi Penggemar"Kak Chika!" "Kak Chika gak papa?" "Maafin Freya, Kak."