hurricane

4.1K 320 128
                                    

Mira menerobos masuk saat pintu rumah kebesaran Arkanra ini dibuka. Sempatnya ia masih terkagum dengan rumah ini namun kembali tersadar dan langsung manuju kamar Chika di lantai dua.

Tangannya membuka pintu dengan cepat tanpa mengetok dahulu seperti biasa. PANIK, Mira panik.

"Chik!"

Gadis yang sedang membereskan segala kekacauan di kamarnya tadi menoleh ke belakang. Mendapat Mira dengan nafas yang tidak teratur.

"Calm down, Mir," ucapnya lalu kembali fokus mengambil pecahan kaca yang berserak.

Mira melihat seluruh beling-beling di kamar Chika, bak kapal pecah. Mulutnya tanpa sadar melongo.

"Lo ngapain anjing?!"

Mira menarik Chika berdiri dan memaksa untuk menatap matanya.

"Lo..."

Gadis yang lebih tua langsung mengecek seluruh badan Chika mulai dari kepala, tangan, badan, kaki.

"Apa sih, Mir. Gue gak kenapa-napa, cuman lempar barang aja tadi," ucap Chika sambil tertawa kecil. Suaranya masih serak karena berteriak tadi.

Mira menghela nafas lega. "Lo kenapa sih? Ini juga kamar berantakan gimana gue mikir positif?"

Ada yang lain dengan Chika, ia seperti berhadapan dengan orang lain. Tapi apa yang beda?

"Chik, lo gak macam-macam kan?" tanya Mira sekali lagi. Perasaannya sungguh tidak enak.

"Iya, Mir."

"Gue mau cari Freya sendiri. Lo gak usah larang gue lagi, daripada gue stress di rumah terus jadi gila," tukas Chika dengan tajam. Ia menuju balkon kamarnya.

"Gue bakal ketemu orang yang culik adik gue, sumpah demi apapun gue bakal ngabisin pake tangan sendiri, Mir."

Mira terkejut. Sangat. Iya, ini yang beda. Chika bukan seperti Chika yang ia kenal, Chika tidak seberani dan sekasar ini. Apa emang dia sudah terlalu putus asa hingga membuatnya seperti ini?

"Chik... Lo tau kan itu ngambil risiko banyak? Dan sudah banyak juga kok yang bantu cari Freya. Gue yakin bentar lagi lo ketemu sama adik lo," ucap Mira berusaha membuat pikirna Chika berubah.

"Gak mama, gak Christy, gak papa, gak kamu, semuanya ngomong gitu. Muak gue muak! Gue cuman mau Freya balik secepatnya, Mir. Gue gak tau siapa yang culik Freya, apalagi kondisinya lemah begitu? Gue gak sanggup nunggu minggu depan, bulan depan."

Matanya mulai berkaca-kaca, tatapannya sendu. Chika langsung menghapus kembali air matanya dengan kasar. "See? Gue bakal nangis kayak orang gila tiap hari. Setiap hari kayak mimpi buruk, gue penuh penyesalan."

Mira menarik nafas. Apa ia harus memberitahukan rencananya bersama Ara? Bahwa mereka sedang berusaha mencari Freya.

"Kalo gitu gue bantu, kita cari bareng-bareng."

"Gak. Lo nanti ngomong ke mama, Kak Jean, papa. Gue bisa sendiri, Mir."

Mira menggeleng cepat. "Chik, gue mau ngomong. Biarin gue bantu lo."

"Gue sama Ara udah nyari Freya..."

Chika melotot mendengar penjelasan Mira dari awal hingga mereka bertemu Fiony. Shock tentunya.

"Bisa-bisanya lo cari Freya gak kasih tau gue, Mir?! Yang kakaknya tuh gue apa lo?! Kenapa lo gak ajak gue? Gue jadi semakin ngerasa kalo gue bukan kakak yang becus Amirah!" teriak Chika. Tatapannya sangat tidak bersahabat membuat Mira juga jadi takut.

"Chik..."

"Terus lo ajak siapa? Fiony? Orang lain lagi? Bisa-bisanya lo..."

Mira meraih lengan Chika, "Chik, dengerin gue dulu. Calm down, please."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ApologizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang