Kesempatan?

1.7K 189 12
                                    

"SELAMAT PAGI DUNIA!" teriak Olla memasuki kelas dengan tangan ia angkat menyapa siswa di kelasnya.

"Berisik," sahut Ara di belakang Olla.

"Sirik amat!"

Olla, Ara, dan Mira yang memang datang berbarengan langsung menuju bangku mereka untuk meletakkan tas.

Setelah itu mereka bergabung dengan Flora, Oniel, Dey, Gita, Chika, dan Ashel.

"Wedehh, rame banget nih, lengkap banget selir-selir gue!" Ara tersenyum sumrigah.

"NAJIS!"

"JIJIK!"

"Bocah prik."

"GELI!"

Kira-kira begitu lah respon teman-temannya. Tak hanya kumpulan mereka, namun seluruh siswa di kelas XI IPA 5 ini juga ikut menyerukan Ara.

Melihat itu Ara berdecak sebal.

"Mir, nanti bisa temenin gue gak ke perpus?"

Olla, Mira, Dey, Gita, Ashel, Ara, dan Mira langsung menoleh. Bagaimana tidak?Setelah sekian lama mogok bicara, kini Chika mengangkat suara. Bahkan bertanya.

"H-hah?"

"Beneran Chika, La?"

"Eh? Iya, Chik, nanti gue temenin."

Bukannya Mira mau ya, kalo keadaan Chika tak seperti ini, dia juga pasti sudah menolak mentah-mentah seperti waktu itu.

"WEDEH, AKHIRNYA YA ALLAH CHIKA NGOMONG!" teriak Ashel dengan gaya seperti bersyukur.

Tentu semua teman-temannya juga ikut bersorak gembira. Sudah sejak lama mereka memancing Chika mengobrol atau tertawa, dan baru sekarang gadis itu benar-benar mengeluarkan suara. Perlahan tapi pasti Chika akan kembali menjadi seperti dulu.

"RA! BAYAR UANG KAS LO! UDAH 3 BULAN LO NUNGGAK, GAK ADA ALASAN LAGI YA BUAT NGEHINDAR!"

Baru saja tawa menghiasi kelas itu. Kini wajah Ara sudah kembali kecut. Farah, bendahara kelas, menagih iuran kelas kepada Ara.

Ara menoleh dengan lemas. "Duh, Far. Lo bisa gak sih, gak merusak tawa kelas ini?"

Farah berjengit. "Tawa tiwi tawa tiwi! Bayar dulu baru lo tawa sampe rahang lo kebuka lebar! Mana?! Uangnya!"

"Lo emang gak solid jadi anak kelas! Mending lo pindah aja udeh! Hus hus!" Ara melambai-lambai tangan seolah mengusir Farah dari sekitarnya.

"Heh! Bayar lo, Ra! Lo yang gak solid kayaknya, kan itu juga uang buat kepentingan kelas," kata Gita.

"Kok lo malah belain si curut ini, sih?!"

Gita memutar bola matanya malas. "Mulai deh bocil."

"Bayar cepat!"

Dengan terpaksa Ara mengeluarkan uang dari sakunya. Sebenarnya Ara ini orang yang banyak duit, tapi kenapa uang kas doang males banget, sih?!

Kira-kira begitu isi pikiran siswa di kelas ini.

---

Begitu bel istirahat berbunyi, Chika dan Mira langsung menuju perpustakaan. Mira sebenarnya lapar, tapi ia lebih mementingkan Chika untuk kali ini, yakalik meninggalkan sahabatnya demi makanan.

Sepanjang perjalanan Chika terus mengenggam erat tangan Mira seakan dirinya memang sedang tidak ingin sendiri. Ya, Chika mengalami masa-masa sulit.

ApologizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang