Seperti biasa, Freya mengikuti pelajaran pertama. Keadaan Freya sedikit mendingan dibanding tadi pagi meski terkadang ia harus mengepalkan tangannya agar tidak tumbang.
"Frey, kamu tau gak?"
Freya yang sedang memerhatikan guru di depan menoleh kepada Adel. Bertanya dengan tautan alisnya 'Ada apa?'
"Tau Amel gak?" tanya Adel lagi dengan berbisik.
Dahi Freya semakin mengerut, merasa asing dengan nama itu. Tapi sepertinya nama itu adalah teman seangkatan mereka karena Adel tidak menyebutkan dengan sebutan 'Kak'.
"Enggak. Teman kamu?"
"Ih, kamu kudet banget si Frey."
"Mana aku tau, kita aja baru masuk beberapa minggu."
"Benar juga."
"Emang siapa Amel, Del?"
"Anak kelas sebelah. Dia punya pacar tauk Frey. Ngeri, ya, kecil kecil udah punya pacar."
Mata Freya melebar. "Hah masa?" Ia terkejut sampai-sampai badannya ikut menegak.
Adel menempelkan telunjuk di bibirnya. "Ssttt, jangan keras-keras."
"Iya, aku dikasih tau Yori."
Mendengar nama Yori, mata Freya refleks mengarah pada Yori yang duduk di ujung kelas bersama Azizi sebagai teman sebangkunya.
"Terus terus, gimana? Hih berani banget. Nanti kalo ketauan guru kayak apa?"
Adel mengangkat bahu, ia kembali menatap lurus ke depan. "Mana aku tau, paling dihukum."
"Tak patut, tak patut~"
"Kamu gak mau tau siapa cowoknya, Frey?"
"Emang harus tau?"
"Yaelah, Frey. Dimana-mana kalo orang cerita begitu pasti yang duluan ditanya itu siapa cowoknya."
Freya menampilkan raut bingung. "Emang gitu?"
"Tauk deh, Frey. Cuekmu itu terlalu berlebihan."
"Dih, mana aku tau cowoknya."
"Ish, udah diem deh. Nanti dimarahin sama bu nya."
Freya pun juga kembali menatap ke depan dan mencoba memahami ketertinggalannya.
---
Chika memutuskan untuk istirahat pertama ini ia pakai ke perpustakaan. Tiba-tiba dirinya sedang ingin ke perpustakaan saja, membaca asal buku di sana.
Apakah ia sendiri? Tentu tidak, Chika meminta Mira untuk menemaninya. Awalnya ia mengajak Ashel, tapi ya seperti biasa anak itu sedang sibuk osis. Lalu Chika kembali mengajak Gita, namun lagi-lagi ditolak karena katanya kalo ke perpustakaan ia mengingat novel yang pas itu dirobek adiknya. Chika pun dibuat bingung dan geleng-geleng akan alasan yang terlalu dramatis itu.
Chika juga mengajak Ara, namun seperti biasa juga, cewek itu menolak keras karena ia tak mau menahan lapar di perpustakaan. Apalagi di perpustakaan itu hanya menampilkan buku-buku yang malah membuat istirahatnya tidak bergairah.
Chika pun sangat kesal sekali dengan semua temannya. Ara saja tak mau, apalagi anak jamet yang lain. Mau tak mau dirinya langsung menarik Mira tepat saat bel istirahat berbunyi.
Tanpa bertanya apalagi menawarkan, langsung saja Chika tarik walau gadis itu selama perjalanan terus mengomel, merengek, serta misuh-misuh tidak jelas.