Malam yang kacau

2.7K 269 3
                                    

Malam hari ini Revo mengajak keluarganya untuk makan di luar.

Perlu diketahui bahwa mereka sangat jarang makan malam di luar. Shani selalu melarang keluarganya untuk mencari makan di luar.

Katanya, "Buat apa makan di luar kalau mama bisa masak?"

Namun karena hari ini Freya sudah memasuki SMP dan ingin merayakan pesta kecil-kecilan. Maka Shani pun setuju dengan rencana Revo itu.

"Ih kenapa Kak Frieska tadi gak diajak aja makan bareng kita? Mana aku belum ketemu," kata Christy yang baru saja mendengarkan cerita Freya tadi sore saat bersama Frieska.

Keluarga Arkanra sekarang berada di salah satu restoran yang katanya terenak di kota besar ini.

Ini saran restoran dari Chika yang sempat bertanya pada Ashel yang notabenenya sering makan di restoran.

Sambil menunggu santapan siap, mereka tengah bertukar cerita atau pikiran satu sama lain.

"Kak Frieskanya ada penelitian, jadinya pulang cepat."

Shani yang mendengar percakapan dua putrinya itu langsung menautkan kedua alisnya. "Loh tadi Frieska datang, Bang?"

Jean dan Chika yang sedang mengobrol pun otomatis menatap Shani. "Iya, Mah. Tadi Frieska mampir bentar," kata Jean.

Freya teringat sesuatu. Matanya melebar dan tangannya memegang lengan Shani di sampingnya.

"Ma, ma. Nanti Kak Frieska boleh gak bobo di rumah? Nanti bobonya sama aku."

Freya menatap Shani penuh harap. Ia yakin mamanya tidak akan menolak.

"Bol--" Ucapan Shani terhenti. Chika membuka suara dengan muka datar tanpa ekspresi.

Chika menaruh tangannya di atas meja, menatap Freya yang berada di seberang meja. Ia melihat bola mata Freya yang mengilat karena cahaya lampu tepat di atas kepala mereka.

"Buat apa? Kan kamu lagi sekolah, Kak Frieska juga sibuk. Kamu harus fokus belajar, jangan banyak bawa teman ke rumah."

Chika menghentikan perkataannya, sedikit melirik ke arah Freya yang sepertinya sedang mencerna ucapannya.

Freya tersentak. Tidak hanya Freya, termasuk Revo, Shani, Jean, dan Christy juga ikut terkejut.

Chika kemudian tersadar akan kalimatnya yang sedikit menusuk langsung memalingkan muka.

Keadaan menjadi sunyi. Bahkan hiruk-pikuk di restoran tidak terhiraukan.

Chika memaki dirinya sendiri. Heran. Kenapa dia berkata seperti itu kepada Freya? Toh, dirinya juga tidak peduli.

"Kakak.." ucap Shani yang bingung dengan Chika yang tiba-tiba seperti itu.

"Jangan gitu sama adeknya, dong. Ngomongnya lembut-lembut aja sayang. Adeknya denger, kok." Revo membuka suara.

Revo memegang tangan Chika, mengusapnya perlahan.

Sebenarnya Revo sudah sadar, perubahan sifat Chika terhadap Freya. Maka dari itu Revo tidak sepenuhnya menyalahkan Chika di sini, ia tahu anaknya itu cemburu terhadap Frieska.

Christy mengusap-usap lengan Freya untuk menenangkannya. Freya jarang sekali mendapat bentakan seperti itu.

"Yok makan yok. Makanannya udah datang."

Suasana yang sebelumnya tegang perlahan mencair karena datangnya dua pelayan.

Semuanya menyingkirkan barang-barang  dari atas meja untuk memberi tempat bagi sajian yang akan ditaruh.

ApologizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang