Peristiwa di mobil

2K 203 1
                                    

Revo membuka pintu kamar yang besar. Kini mereka sudah tiba di kamar Shani dan Revo.

Kamar Shani dan Revo begitu luas. Saat masuk, kita bisa langsung melihat sofa besar yang menghadap ke arah TV. Tidak jauh di belakang sofa, terdapat kasur berukuran king size.

Dan tentunya anak-anak mereka seringkali mengungsi di sini saat mereka ingin tidur bersama Shani dan Revo atau saat suntuk dengan kamar mereka masing-masing. Walaupun begitu, Shani dan Revo mengajarkan keempat anaknya untuk izin terlebih dahulu jika ingin masuk.

Tepat di atas headboard kasur, terdapat pigura foto keluarga Arkanra. Foto itu diambil tahun lalu saat ulang tahun pernikahan Shani dan Revo. Tepatnya saat Freya masih kelas 6, Jean masih 3 SMA, Chika kelas 1 SMA, dan Christy kelas 7 SMP.

Dan masih ada dua ruangan lain yang sambung-menyambung hingga ke belakang. Memang lantai 3 ini dikhususkan untuk Shani dan Revo dan juga beberapa ruangan penting seperti ruang kerja, ruang tengah lantai 3, dapur, dan lain-lain.

Freya langsung berlari menuju kasur besar itu dan melompat ke atasnya seperti superman.

"Kasur papa mama emang selalu nyaman," gumamnya sambil menutup mata. Menikmati keempukan kasur orang tuanya itu.

Shani dan Revo terkekeh melihat Freya.

"Pa, Ma. Sini," panggil Freya sambil memerhatikan kedua orang tuanya yang sedang sibuk mengatur kamar. Revo merapatkan tirai besar yang berada agak jauh di samping kasur. Dan Shani mengatur suhu ruangan agar tidak terlalu dingin.

"Iya, sayang. Sebentar, ya. Eits, Freya udah sikat gigi belum?" tanya Shani. Ia melirik sekilas ke arah Freya.

Freya menepok dahinya lalu terkekeh. "Nah kan, tadi pas ambil kaos kaki harusnya sekalian sikat gigi, sayang," kata Revo.

"Iya, Pa, maaf. Sikat gigi adek ada di sini, kan? Freya sikat gigi di sini aja, ya?"

"Iya. Ayok sikat gigi bareng-bareng," ajak Revo. Dirinya melangkah duluan menuju kamar mandi.

Freya bangkit dari tidurnya dan menerima uluran tangan Shani saat dirinya ingin turun dari kasur.

"Sikat gigi adek yang mana?" tanya Revo sambil mengambil keranjang sikat gigi di keranjang khusus sikat gigi dan odol.

Saking seringnya anak-anak mereka tidur di sini dan lupa sikat gigi di kamar mereka. Jadilah banyak sikat gigi di sini yang nganggur. Terkadang mereka pun ingin membuangnya karena seringkali Shani dan Revo juga ikut bingung saat mereka tidak menemukan sikat gigi mereka. Namun diurungkan karena pasti anak-anak mereka akan kembali memakainya.

Freya bergumam, mencari-cari sikat giginya. Matanya melebar saat menemukan sikat gigi putih miliknya.

"Ini, Pa." Revo menoleh. Senyumnya mengembang saat Freya sudah mengancungkan sikat giginya dengan senang. Revo mengacak pelan puncak kepala Freya dengan gemas.

Shani ikut mengambil sikat gigi dan mengolesinya dengan odol.

Ketiganya langsung menghadap kaca besar wastafel dan mulai menyikat gigi mereka. Sesekali tertawa saat ada ekspresi lucu entah dari Freya atau Revo.

"Huakh!" Revo memuntahkan liur yang sudah bercampur odol ke wastafel. Kebiasaan bapak-bapak kalo sikat gigi. Huak huak.

Freya terkejut. "Ih, Pa. Biasa aja kalik."

Freya sudah selesai menyikat gigi. Dan ia terkejut saat Revo mengeluarkan suara seperti itu. Shani juga sudah selesai, dirinya sedang mengolesi sesuatu di bibirnya.

"Kebiasaan tuh, papa. Suka begitu kalo sikat gigi," celetuk Shani agak tidak jelas karena masih mengoles sesuatu pada bibirnya.

Revo yang sudah membersihkan sisa-sisa odol di mulutnya pun tertawa.

ApologizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang