Rumit

1.6K 180 11
                                    

Mira dan Ara sudah berada di mobil, mereka menyandarkan kepala di kursi, mengatur nafas, serta membiarkan ac memenuhi seluruh sudut mobil lalu mereka akan melanjutkan perjalanan.

"Temen lo keren juga," celetuk Mira saat suhu di sekitarnya mulai mengurangi rasa panas dan lelah di tubuhnya.

Ara membuka matanya lalu melirik Mira sekilas dan beralih menatap ke depan. Parkiran mall mulai dipenuhi oleh mobil-mobil.

"Iya. Dengan Fiony, semoga kita bisa ketemu Freya secepatnya."

Ara tersenyum miring, senang dengan kemajuan ini. Semoga aja Fiony memang bisa diandalkan. Dia senang bertemu dengan Fiony, apalagi kedatangan Fiony bisa membantu masalah kali ini.

"Selama itu ngebantu kita, lo manggil temen lo yang aneh aneh juga gue dukung!" seru Mira sembari memandang Ara dengan tatapan serius.

Ara berdecih, menyalakan mesin mobil, lalu mulai memundurkan mobil dan keluar dari basemen mall.

"Tapi, Ra. Lo ketemu dia dimana, deh? Kok bisa lo langsung percaya sama dia?"

Ini pertanyaan sudah Mira simpan sejak Ara memberitahu tentang Fiony ini. Soalnya, kelihatan sekali mereka sudah seperti kenal sejak lama.

"Ya di online, lah! Namanya temen online!"

"Santai anjeng, gue nanya nya baik baik!"

Ara terkekeh dan menampilkan cengiran khasnya. "Gue udah kenal tiga tahunan, Mir. Sejak kelas 9 berarti."

"Wow, lama juga, ya. Tapi kenapa lo gak kasih tau kita kita kalo lo punya temen online sedekat itu?"

"Ya, gak penting lah. Lagian dianya juga gak mau dikenalin sama lo pada. Dia peramal, dia gak mau kenalan sama kalian mungkin karena takut jadi gak waras," kata Ara enteng.

Wajah Ara yang serius melihat ke depan justru terlihat sangat mengesalkan di mata Mira. Ingin dia condongkan ke luar muka Ara supaya ada pengendara yang menampar pipi gadis itu.

"Dih, sksd banget tuh orang. Sok misterius aja sampe gak mau dikenalin."

"Yang penting gue udah datangin Fiony, tinggal kita cari waktu supaya yang lain juga bisa ketemu Fiony."

Mira mengangguk, kepalanya ikut menghadap ke depan. Melihat jalanan Kota Jakarta yang padat.

"Semoga cepat ketemu Freya, Ra."

---

Gadis dengan piyama polkadotnya tengah duduk di bangku balkon kamar sembari menutup matanya, menikmati belaian angin malam yang menyejukkan.

Chika membuka mata, menangkap sekumpulan bintang yang seolah sedang menghibur gadis itu dengan cahaya kuningnya.

"Bintangnya banyak, ya, Kak?"

"Kak Christy suka bintang gak?"

"Gak asik Kak Christy gak suka bintang!"

"Kak Chika sama aku loh suka, masa kakak enggak?"

"Aku sama Kak Chika tim bintang!"

"Liat deh, Kak. Kak Christy sama Abang masa gak suka bintang!"

Ingatan obrolan-obrolan kecil Freya terus mengitari kepalanya. Di waktu Freya berdebat dengan Christy soal bintang, Chika selalu menolak bahwa ia menyukai bintang. Padahal Chika menyukai bintang, sangat. Namun entah mengapa waktu itu ia sangat jengkel dengan perkataan Freya.

ApologizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang