Karina tersenyum kecut saat mendapati pertanyaan yang dilontarkannya, tidak mendapatkan respon apapun dari perempuan paruh baya di sampingnya. Bukankah diam berarti iya? Kalau begini terjawab sudah segala gundah dalam lubuknya yang terdalam. Ibunya tega melakukannya karena memang Karina bukan anak kandungnya. Sudah jelas bukan?
Jadi selama ini kebaikan Ibunya hanya topeng? Membuat Karina merasakan melayang menembus awan, lalu menghempaskan Karina pada palung terdalam. Rencana yang sangat indah.
"Rin."
"Iya, Tante."
Nita menghembuskan nafas kasar. Lalu membingkai wajah Karina, mengelus pipinya pelan.
"Mega itu ibu kandung kamu, Rin."
Degh,
Jantung Karina rasanya seperti berhenti berdetak mendengarkan kalimat yang terlontar dari bibir perempuan di sampingnya. Benarkah? Jika Karina memang anak kandung dari Ibunya, lalu bagaimana mungkin seorang yang berbagi DNA dengannya tega memberikan duka nestapa tak berkesudahan?
Ibu macam apa yang begitu bahagia menghadiri pernikahan menantunya dengan wanita lain? Ibu macam apa yang begitu tulus mendukung, seseorang yang telah menikung anaknya sendiri. Bahkan dengan sangat rapi Ibu kandungnya sendiri ikut andil dalam menyembunyikan penghiantan menantunya. Konspirasi macam apa ini?
"Kalau Ibu, emang ibu kandung Karina. Kenapa Ibu tega nglakuin ini sama Karina, Tante?" lirih Karina membuat Nita menghembuskan nafas kasar. Sesungguhnya Nita juga tak mengerti kenapa Mega tega melakukan ini pada Karina.
"Apa jangan-jangan Karina anak yang tertukar Ma? Ternyata anak kandungnya Tante Mega itu Malika. Dan ternyata Malika suka sama Anggara. Trus minta dinikahin sama Anggara?" celetuk Luna membuat kedua orang yang terduduk di brankar itu menoleh.
Pletak
"Sakit, Ma." keluh Luna sembari mengelus kepalanya yang terkena ketukan maut itu.
"Lha kamu ngomongnya ngawur. Emang kamu pikir ini sinetron apa. Main tuker-tukeran bayi. Lagian dulu Mega itu ngelahirin Kirana di rumah, bukan di rumah sakit jadi gak ada drama tukar menukar."
"Jangan-jangan Anggara itu juga anaknya Tante Mega Ma? Atau Tante Mega terpaksa nikah karena hamil duluan makanya nyimpen dendam sama Karina?"
Plakkk
Satu pukulan mendarat tepat pada kepala Luna, siapa lagi pelakunya kalau bukan perempuan paruh baya yang sedang menatap galak kearahnya.
"Ini Karina lagi sakit, bukan nenangin omongannya macem-macem. Makanya jangan banyak nonton drakor, apalagi baca cerita-cerita aneh-aneh biar imajinasimu gak liar. Mega itu pertama kali hamil ya pas hamil Karina, itu juga hamilnya pas di tahun kedua pernikahannya kok."
"Ya aku penasaran Ma. Makanya memikirkan semua kemungkinan yang terjadi. Dan kalau kayak gini otakku gak bisa mencerna kenapa Tante Mega itu sampai hati buat ngelakuin ini sama Karina."
Benar, mengapa ibu kandungnya tega melakukan ini? Bahkan Karina bisa sampai ditempat itu juga karena undangan yang disebarkan Ibunya lewat pesan wattsapp. Walau setelah Karina membacanya, pesan tersebut langsung ditarik. Perempuan paruh baya itu bahkan pernah membuat postingan foto tangan laki-laki dan perempuan yang bergandengan dengan latar pantai. Dulu dia berpikir bahwa itu merupakan foto random di internet yang kebetulan mirip dengan tangan suaminya.
Ternyata Karina salah, foto itu benar milik suaminya. Ah, lebih tepatnya foto preweding milik suaminya dengan wanita lain. Bukankah itu berarti semuanya memang sudah terencana dengan sangat rapi? Prewedding, pesat pernikahan yang meriah. Sungguh indah luka yang mereka lukiskan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik yang Retak
SaggisticaAkulah sang rintik Yang kau paksa retak Tentang Karina yang harus menelan pil pahit yaitu pernikahan kedua suaminya yang justru didalangi oleh Mega, Ibu kandung Karina sendiri. Seakan belum puas Mega terus saja melancarkan-melancarkan cara untuk men...