Hallo, Masih pada nungguin cerita ini gak sih?
Buat yang masih nungguin makasih, yang enggak juga gapapa
Maaf ya upnya lama hehe
Selamat membaca dan berover thinking~Rintik yang Retak~
Jika hadirku hasilkan angkara
Maka izinkan kuberanjak
Memeluk sang pemangku kehidupan, agar kau sadar arti kehilangan
~Karina~Rintik yang Retak~
Dunia adalah kamuflase, tidak ada yang nyata atau benar-benar nyata. Cover tidak selalu sama dengan isinya. Seperti pelangi terlihat begitu indah berwarna-warni begitu ceria memanjakan mata, namun nyatanya itu hanya bias tak nyata. Tapi manusia mana peduli mana yang asli mana yang tidak? Karena pada dasarnya manusia itu hanya mempedulikan apa mereka inginkan tanpa perduli jika itu semu.Seperti senja, terlihat indah tanpa perduli pesan tersirat yang dibawanya. Senja menyapa hanya untuk berkabar undurnya sang surya berganti sang kelam. Penuh isyarat agar manusia sadar jika hidup tak selamanya akan bahagia, akan ada pula gelap menyergap, mengoyak membabi buta bahkan sebelum kamu menyadarinya. Kegelapan akan menikammu dalam keterlenaanmu terharap sesuatu yang kamu anggap indah.
Lebih gila lagi manusia akan kehilangan logika saat mereka mengukukan diri jika sedang dilanda jatuh cinta. Padahal dari kata-katanya saja sudah tidak layak jika mereka dipaksa bergabung, jatuh dan cinta itu terlalu bertolak belakang.
Harusnya jika kita tak ingin merasakan sakit saja karena kita sudah jatuh maka kita harus menyeimbangkannya juga dengan cinta. Biarkan jatuh dan cinta beriringan, terlalu memperbanyak jatuh akan membuatmu mengenggam luka. Terlalu memperbanyak cinta hanya akan membuatmu terlena hingga menggila.
"Aku gak suka rokok." ujar laki-laki berkaos abu-abu itu membuat Karina tergelak.
Masihkah ada laki-laki tidak suka rokok? Apalagi untuk kalangan anak muda yang akan mengalami transisi menjadi dewasa, bukan menjadi hal tabu jika mereka akan mencoba-coba hal-hal baru bukan?
"Bohong, temen-temen kamu aja ngerokok semua pasti kamu juga."
"Mungkin dulu aku sempat tertarik dan memikirkan untuk mengenal rokok. Tapi semenjak mengenal kamu, aku udah gak tertarik dengan rokok. Aku bahkan membenci asapnya, apalagi kalau asapnya kena kamu. Rasanya aku ingin menghirup seluruh udara kotor dan memasukkannya pada paru-paruku saja daripada melihatmu harus menghirup asap sialan itu. Kamu itu cantik, jadi paru-parunya juga harus cantik."
Karina hanya tersenyum kalem dan menggelang sembari melanjutkan kegiatannya menyalin materi tentang filsafat hukum. Ilmu yang mempelajari hakikat, tujuan dan juga faktor-faktor mengapa manusia harus taat pada hukum. Jika menurut orang lain itu sulit, justru menurut Karina ilmu tentang hukum itu menantang, bisa membuat kita terus menggali dan terus menggali sampai kita menemukan dasar yang kuat.
Sama dengan kehidupan, kita yang harus memiliki dasar agar kita tidak tergerus arus.
"Rin, kok kamu diem aja sih."
"Maaf tapi aku lagi belajar Anggara. Nanti ya ngobrolnya kalau aku udah gak belajar." Anggara hanya mencebikkan bibir karena jelas ini hanya alasan Karina saja. Karina ini susah sekali didekati ada saja alasannya. Tapi justru itu yang menjadi daya tarik tersendiri bagi Anggara.
Jadwal kuliah Karina bagitu padat maklum Karina mengambil dua jurusan sekaligus dan jika ada waktu jeda istirahat pasti Karina mojok bersama buku, makan atau jalan bersama Luna. Herannya walau termasuk gadis kutu buku, Karina mempunyai banyak teman, dirinya juga humble itu juga yang membuat Karina banyak didekati para pria namun tetap saja belum ada yang berhasil meruntuhkan dinding yang gadis itu pasang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik yang Retak
Non-FictionAkulah sang rintik Yang kau paksa retak Tentang Karina yang harus menelan pil pahit yaitu pernikahan kedua suaminya yang justru didalangi oleh Mega, Ibu kandung Karina sendiri. Seakan belum puas Mega terus saja melancarkan-melancarkan cara untuk men...