Bau harum masakan memenuhi area dapur. Siapa lagi pelakunya kalau bukan perempuan dengan perut buncit itu. Walau sedikit kesusahan dalam bergerak, namun itu tak menyurutkan niat Karina sedikitpun. Hari ini dirinya benar-benar ingin memakan spageti hasil buatannya sendiri, dengan parutan keju diatasnya pasti akan terasa semakin nikmat. Sungguh Karina benar-benar tak sabar ingin memakannya.
"Sayang." bisik laki-laki yang melingkarkan tangannya di perut buncit itu.
"Mas minggir dulu, aku mau masak." gerutu Karina sembari mencubiti tangan kekar milik suaminya.
Cup
Setelah mencuri satu buah kecupan pada pipi Karina. Anggara mulai mejauhkan diri dari istri pertamanya. Lalu lelaki dengan setelan jas itu mendudukan diri ke kursi.
"Kamu mau balik ke kantor, Yang?" tanya Anggara dijawab anggukan antusias dari Karina.
"Iya. Kenapa Mas keberatan?"
"Enggak sih. Cumakan kamu udah hampir lahiran Sayang. Lagian kehamilan kamu udah gede, nanti kamu..."
"Gak akan terjadi apa-apa. Lagian kamu kenapa kok kayak gak suka gitu kalau aku balik ke kantor." potong Karina cepat membuat Anggara gelagapan.
"Em ya terserah kamu sih, Yang. Aku cuma takut kalau kamu kelelahan."
"Aku gak bakalan memforsir diri aku. Lagian aku disana gak lama kok." Cuma sampai aku membalikkan nama pemilik saham dan mengambil data-data penting lalu menjualnya pada rekan kerjamu.
"Yakan aku cuma khawatir, Yang."
"Khawatir kalau aku nyelidikin keuangan perusahaan atau khawatir kalau aku cek CCTV dan ngeliat kelakuan kamu di kantor?" melirik Anggara yang tubuhnya menegang Karina terkekeh.
"Yang.."
"Becanda Mas. Kok kamu kayak takut gitu, sih."
"Enggak kok, biasa aja."
"Ya udah kalau biasa aja. Jadi besok aku bisa langsung audit bagaian keuangan dong?" celetuk Karina membuat Anggara menggeleng.
"Jangan aneh-aneh." tegur Anggara membuat Karina tersenyum simpul. Kalau tidak terjadi apapun bukankah Anggara seharusnya transparan? Lalu melihat gelagat Anggara yang begini semakin membuat Karina menaruh curiga padanya.
Tidak. Karina tidak akan pernah rela perusahaan yang ikit dirintisnya hanya dinikmati oleh seorang Anggara. Bukankah selama ini Karina sudah banyak mengalah? Untuk sekarang sepertinya tidak. Karina harus merencanakan hal-hal yang bisa mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi.
"Kamu makan dulu gih. Aku mau ke kamar udah pagi aku mau mandi." Karina mengangguk menyetujui usulan suaminya.
Karina mulai memakan masakannya lebih cepat. Rencananya mereka akan memeriksakan kandungannya ke dokter. Stelah menyelesaikan makannya, Karina mulai menaiki lantai dua untuk kembali ke kamar, segera bersiap-siap menyusul Anggara.
Jika diingat-ingat mungkin sudah satu minggu ini Karina merasa lebih dekat dengan Anggara. Karena dalam rumah ini seperti sepakat untuk memusuhi Karina, sehingga satu-satunya orang yang bertingkah seperti manusia di hadapan Karina hanyalah Anggara. Ya walaupun dari yang Karina lihat, tidak ada ketulusan yang terpancar dari mata Anggara. Terserahlah Karina tidak terlalu peduli. Toh Karina hanya sedang menunggu waktu untuk meledakkan bomnya.
Membiarkan kedekatan mereka juga bukan sebab Karina ingin kembali, namun Karina hanya ingin menyembuhkan lukanya dulu. Selain itu masih banyak yang menjadi pertimbangan Karina untuk pergi. Status, ya statusnya yang masih menjadi istri seorang Anggara manusia setengah harimau yang membuatnya selalu terbayang hal yang mungkin akan terjadi di masa depan nanti.
![](https://img.wattpad.com/cover/278288509-288-k841106.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik yang Retak
No FicciónAkulah sang rintik Yang kau paksa retak Tentang Karina yang harus menelan pil pahit yaitu pernikahan kedua suaminya yang justru didalangi oleh Mega, Ibu kandung Karina sendiri. Seakan belum puas Mega terus saja melancarkan-melancarkan cara untuk men...