KALIAN KANGEN GAK SAMA CERITA INI?
MAAF YA KALAU UPNYA LAMA
SELAMAT MEMBACA~Rintik yang Retak~
Emang dasar laki-laki. Udah dikasih istri cantik tapi tetep aja belok kanan belok kiri. Gak di sinetron bahkan di dunia nyata sama aja." gerutu Karina sembari menyuapkan biskuit yang dicelupkan pada teh hangat beraromakan melati di hadapannya.
Memang tadinya Karina hendak tidur kembali, namun tiba-tiba perutnya meronta minta diisi. Lalu dengan terpaksa Karina memasak nasi goreng bertoping sosis dan telur. Tidak banyak hanya dua piring saja, sebagai pengganjal tentu saja. Mengingat tiga jam lagi sudah masuk waktu makan malam.
Sebenarnya Karina ingin meneruskan rencana untuk tidur. Tapi kembali harus diurungkan karena kasihan melihat biskuit kelapa yang tergeletak begitu saja di atas meja dapur. Akhirnya Karina memutuskan untuk mengadopsinya saja dalam lambung.
Hinggga beberapa saat kemudian fokus Karina pada Tv yang menampilkan suami terciduk oleh istri sahnya terpecah. Melihat Malika yang berjalan keluar masuk kamar seperti setrikaan. Tidak salah memang tapi entah mengapa terlihat menyebalkan saja di mata Karina.
"Malika sini." panggil Karina membuat Malika mendekat.
"Daripada mondar-mandir kayak gitu mending di sini aja. Duduk manis minum teh sambil nonton sinema azab. Itu lagi seru bentar lagi pelakor sama mantan suaminya kena azab ditabrak mobil." tunjuk Karina pada layar kaca yang menayangkan laki-laki berpakaian parlente sedang bergandengan mesra dengan seorang wanita muda.
"Tapi Mas Anggara."
"Udah sih Mas Anggara biarin aja. Lagian kalau dia bangun bahaya, dia lagi kepengaruh obat. Mau kamu diseret ke ranjang terus diperkosa?" mendengar itu mata Malika malah mengangguk dengan mata berbinar.
"Maulah itukan tugas seorang istri melayani suaminya. Lagian aku udah lama gak gituan sama Mas Anggara. Apalagi kalau Mas Anggara lagi kepengaruh obat. Beh mantep banget, Rin."
"Gila! Emang kamu sama Mas Anggara cocok! Sama-sama gila." maki Karina seraya menggelengkan kepala. Kenapa madunya ini aneh sekali?
"Inget itu yang ada di dalem perut kamu. Kehamilan masih kecil jangan aneh-aneh, ntar kalau terjadi apa-apa sama kandunganmu gimana?"
"Emang kepengaruh?" beo Malika membuat Karina mengangguk.
"Kehamilan masih muda itu rentan. Apalagi kalau terkena tekanan atau guncangan gitu malah resikonya besar. Ini lagi gegayaan mau nawarin diri diperkosa. Terus nanti kalau amit-amit seandainya terjadi sesuatu apa kamu gak malah nyesel?"
"Beneran, Rin?"
"Iyalah bener. Emang aku pernah bohong apa?"
"Enggak sih. Tapi kok kamu baik sama aku padahal akukan.."
"Padahal kamu selalu jahat sama aku? Aku emang gak suka sama kamu tapi bukan berarti aku juga harus gak suka sama janin dalam rahim kamukan? Yang salah itu kamu dan Mas Anggara kalau janin dalam kandungan kamu ya tetep sucilah. Lagian kalau kamu jahatin aku terus aku bales jahat juga sama kamu berarti kita gak ada bedanya dong. Ya kali aku mau disamain sama kamu, ogahlah."
Mendengar itu Malika mencibir, tapi tetap saja menurut untuk duduk di sebelah perempuan berperut buncit itu. Karina ini memang baik tapi mulutnya itu sangat pedas, sudah tak terhitung berapa kali Malika dibuat menciut hanya dengan mendengar kata demi kata yang keluar dari bibir istri pertama Anggara itu.
"Noh masih satu gelas yang belum aku minum tehnya. Itu tadinya mau aku jadiin cadangan kalau teh yang aku minum ini abis. Tapi karena ngeliat kamu kayak gembel gitu, ya udah buat kamu aja. Oh atau kamu maunya minum teh yang udah abis separo ini aja? Biasanya kamukan suka bekasku." ejek Karina membuat Malika dengan kasar mengambil cangkir di atas meja dan meneguknya perlahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik yang Retak
Não FicçãoAkulah sang rintik Yang kau paksa retak Tentang Karina yang harus menelan pil pahit yaitu pernikahan kedua suaminya yang justru didalangi oleh Mega, Ibu kandung Karina sendiri. Seakan belum puas Mega terus saja melancarkan-melancarkan cara untuk men...