"Jangan pernah bermain-main api, agar kau tidak hangus terbakar."
<Re-Search>
=/•🗝️• \=
Sudah dua jam berlalu sejak ketiga tim mendarat di lokasi masing-masing. Sisa waktu yang tersedia semakin menipis. Aksi saling cari yang berlangsung sejak tadi belum juga membuahkan hasil.
Bosan, Farley dan Kirana memilih untuk berpisah, mencari musuh sendiri-sendiri. Beberapa puluh menit berlalu tanpa komunikasi membuat mereka benar-benar tidak tahu posisi satu sama lain.
"Sara, aku dihujani peluru. Tolong beritahu lokasinya."
Permintaan mendadak yang diucapkan Farley membuat Kirana yang asik tidur di atas pohon super rindang terkejut dan nyaris terjatuh. Untung saja tangannya masih sempat berpegang pada dahan di dekatnya, jika tidak pasti tubuhnya akan bercumbu indah dengan batu besar di bawah.
"Berisik. Aku sedang tidur," balas Kirana kesal.
"Tidur?! Hey, Nona! Kita sedang dalam misi!"
Kirana tidak membalas. Dia malah menyamankan posisi tidurnya, bersiap kembali menjelajahi mimpi. Tidak ada balasan, Farley kembali berujar, berusaha menyulut emosi kawannya, karena demi apapun, Kirana yang sedang marah sangatlah hebat.
"Oh, ayolah, ke mana perginya Shadow Killer yang melegenda itu? Kau lebih mirip bayi tikus got dari pada seorang pembunuh profesional."
Decakan kesal Kirana membuat Farley tersenyum samar. Hal tersebut membuat gadis yang tengah dikuasai amarah ini beraksi. Dengan mantap, dia memanjat semakin ke atas, mengintip lingkungan sekitarnya melalui celah-celah dedaunan.
Matanya memicing tajam, memindai sekelilingnya. Dalam waktu singkat, Kirana berhasil menemukan posisi Farley serta seorang pemuda penguntit yang membawa senapan.
"Arah jam 7," katanya malas.
Dia tidak hanya berujar. Tangan kanannya yang bebas bergerak perlahan, meraih senapan 1903 Springfield kesayangannya di punggung.
"Apa posisinya di luar jangkauanku?"
"Tidak. Posisinya sekitar 300 meter darimu. Coba lumpuhkan selagi dia mengisi peluru," komando Kirana.
Dor!
Dor!Dua tembakan dilepaskan Farley, mengenai bahu dan paha pemuda dari tim L itu. Senyum puas terukir di bibir dua gadis mantan penguasa dunia bawah ini.
"Good job, Hypno Light," puji Kirana tulus.
"Kau juga, Shad—,"
Dor!
Dor!
Dor!
Dor!"Sial! Aku diteror. Tolong pindai lokasi musuh. Aku akan menganilis tipe senapannya," kata Kirana sambil bergerak turun dari pohon, berdiam di cabang yang sedikit lebih rendah.
Farley tidak menjawab. Sebagai gantinya, gadis itu meraih teropong di tas selempang, mencari sosok pengecut yang hanya tahu meneror dari jarak jauh.
Sambil menunggu laporan dari Farley, Kirana mencari sesuatu di sakunya. Setelah ketemu, benda berbentuk semacam balok besi itu diangkat cukup tinggi. Beberapa detik kemudian, terdengar bunyi benturan dua besi, tanda ada peluru yang menancap di benda yang diangkatnya tadi.
"Hm .... Pelurunya tipe 30-06 Springfield 7.62 × 63 milimeter, jumlah tembakannya tadi sekitar 20 kali per menit. Sial! Ini senapan M1 Garand," umpatnya setelah menganalisis.
KAMU SEDANG MEMBACA
School: Re-Search [Terbit]
Teen Fiction[Open PO sampai 20 Agustus 2022] Sekolah. Apa yang kalian pikirkan tentang kata itu? Tumpukan tugas? Nilai di atas kertas? Perebutan ranking kelas? Atau ... kalian memiliki pikiran lain? Tidak apa, semua itu memang benar. Iya 'kan? Semua sekolah itu...