30 - Strategi (part 2)

944 192 29
                                    

"Hiduplah seperti air. Berguna untuk kelangsungan bumi tetapi tetap berbahaya bagi tangan-tangan yang berusaha mencemari."

<Re-Search>

=/•🗝️• \=

"Alhamdulillah, kenyang banget gue," kata Thariq sambil menyandarkan punggungnya.

Yang lain mengangguk setuju, melakukan hal serupa dengan kapten tim mereka. Nadira hanya menggeleng maklum melihat sepupunya itu.

Gadis itu beranjak dari kursinya, merapikan kembali meja makan. Hasna juga ikut membantu bersama Seira dan Misaki, meninggalkan kawan-kawan mereka yang tepar kekenyangan.

"Kalau Kak Yusuf lihat ini, gue yakin lo bakal digoreng sampe gosong, Bra," ledek Nadira.

Yah, Nadira tidak salah sih. Di saat yang lain sudah mulai bisa bergerak, Thariq masih tepar lengkap dengan perut buncitnya. Pemuda itu benar-benar kelebihan makan. Seekor ikan bakar, sepiring penuh nasi, paha ayam satu, dan dua gelas jus alpukat. Entah bagaimana semua itu bisa masuk dalam perutnya tadi.

"Oke. Cukup mainnya. Sekarang waktunya serius. Za."

Dipanggil Alvand membuat Halza menoleh. Lewat raut wajah, Alvand seperti hendak menyampaikan sesuatu yang langsung dipahami oleh Halza.

"Boleh, Bang."

"Semua, diskusi di laboratorium."

Suasana akrab penuh canda tawa tadi lenyap tak bersisa. Semua siswa X-Class langsung menguarkan aura pekat, penuh keseriusan. Faza, Seira, dan Misaki terkaget melihat perubahan ini.

Hey, ke mana perginya sepuluh remaja humoris ini?! Mereka seperti sepuluh ilmuwan jenius haus darah dan ilmu pengetahuan.

Faza meneguk ludahnya susah payah. Matanya terkunci penuh pada sahabatnya, Revan.

Auranya berat. Mereka benar-benar monster berwujud manusia, batinnya.

Tanpa diberitahu dua kali, 13 orang itu berjalan menuju satu-satunya akses laboratorium. Pintu lift terbuka, membawa mereka menuju ruang bawah tanah tersebut. Begitu masuk, Rav melolong pendek, menyambut tuannya.

"Rav, ruang rapat," kata Alvand tegas.

Rav kembali melolong, membuat barang-barang di ruangan ini hilang timbul. Meja-meja penuh peralatan laboratorium itu hilang sepenuhnya, berganti dengan meja panjang dan sepuluh kursi untuk diskusi.

"Rav, untuk sekarang ada 13 orang," celetuk Freya.

Tiga kursi lagi muncul. Segera saja mereka semua duduk. Begitu semua kursi terisi, layar di meja masing-masing menyala, menampilkan halaman kosong berwarna putih. Di sebelahnya, muncul earphone mic dari dalam meja.

"Pakai earphone-nya, itu bakal otomatis ngerangkum hasil diskusi kita," jelas Halza melihat kebingungan ketiganya.

"Udah, kan? Gue mulai, ya?" tanya Jun.

Anggukan didapat pemuda itu. Kini, konsentrasi semua penghuni ruangan terfokus padanya. Jun berdeham sebentar sebelum mulai bersuara.

(Maaf sebagian part dihapus untuk keperluan penerbitan)

1100 kata
17 Juli 2021

____________________________________________________________________________

School: Re-Search [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang