"Kecerdasan dan keahlian untuk kejahatan tentu akan kalah jika melawan kerjasama yang berpihak pada kebaikan."
<Re-Search>
=/•🗝️• \=
"Baiklah, biar aku saja yang teruskan kalau begitu. Korban selamat ketiga, Freya Xaquila Ariendra—putri kandung pelaku."
Semua terdiam. Sungguh, ini di luar dugaan. Tubuh mungil gadis itu semakin gemetar, tangannya mencengkram kuat kaos bagian belakang Violla, berusaha mencari kekuatan.
Yang lain tidak kalah syoknya dengan Freya. Emosi menggebu tadi lenyap tak bersisa saking terkejutnya. Semua melirik Freya yang kini tampak sangat kacau.
Prok ... prok ... prok ....
"Menakjubkan. Bagaimana? Menyenangkan bukan, hadiah ulang tahun dari Ayah?" Profesor gila itu berkata dengan tenangnya, seakan tengah memberi kejutan luar biasa.
Ya, benar. Ini kejutan yang luar biasa. Luar biasa mengerikan.
"Nah. Sekarang, waktunya potong kue. DR-34M, siapkan pisaunya," sambungnya.
DR-34M. Sosok yang kita kenal sebagai wakil kepala sekolah ini ternyata adalah humanoid ciptaan Profesor Albert yang programnya mengacu pada putrinya sendiri, Freya.
Terlihat, Miss Dream tengah mengutak-atik layar hologram yang muncul dari lengan kirinya. Tak lama, sebuah pisau raksasa muncul di atas kedua jeruji besi diikuti terikatnya semua anak di dalamnya.
Belum lepas dari keterkejutan akibat fakta tadi, kini otak mereka sudah dipaksa lagi untuk berpikir cara melepaskan kawan-kawan mereka dari dalam jeruji sebelum pisau raksasa super tajam itu mengiris mereka menjadi dua bagian.
"Nah. Sekarang, aku beri kalian pilihan. Serahkan putriku dan mereka bebas atau sebelas anak tidak bersalah ini akan berakhir di pemakaman."
Bimbang.
Mereka saling tatap dengan raut tak tertebak. Sungguh, ini pilihan sulit bagi mereka.
Di satu sisi, mereka tidak mau mengorbankan Freya. Mereka yakin, Profesor Albert akan melakukan sesuatu yang buruk padanya. Segala informasi yang Freya punya, sudah lebih dari cukup untuk memusnahkan sebuah kota. Bahkan, jika dipegang oleh orang jenius sepertinya, bukan tidak mungkin negara ini berakhir dalam kekuasaannya.
Akan tetapi, di sisi lain, mustahil juga mereka mengorbankan sebelas orang yang jelas-jelas tidak bersalah. Ketakutan mereka tadi belum tentu terjadi, tapi bukan berarti mustahil terjadi. Hanya masalah waktu saja sampai orang ambisius semacam Profesor Albert menguasai negara.
"Tik, tok, tik, tok. Tidak bisakah kalian berpikir lebih cepat? Aku tidak suka menunggu," desak Profesor.
"Kak! Buruan pergi!" teriak Halza.
Ya, sepertinya pemikiran gadis ini sama seperti yang lain. Oleh karena itu, ia lebih memilih mati daripada mengorbankan sebuah negara.
"L-lepaskan mereka, Y-Yah."
Oke. Berapa kali lagi kita harus terkejut kali ini?!
Apa gadis itu sudah gila?!
Menyelamatkan nyawa sebelas remaja dengan mengorbankan dirinya?!
"Frey, ja—,"
"Keputusan bagus, Nak. DR-34M, lepaskan mereka."
Ikatan mereka terlepas. Tanpa aba-aba, semua lari tunggang langgang, menghujani Freya dengan pelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
School: Re-Search [Terbit]
Teen Fiction[Open PO sampai 20 Agustus 2022] Sekolah. Apa yang kalian pikirkan tentang kata itu? Tumpukan tugas? Nilai di atas kertas? Perebutan ranking kelas? Atau ... kalian memiliki pikiran lain? Tidak apa, semua itu memang benar. Iya 'kan? Semua sekolah itu...