#34

2.1K 117 25
                                    

Sore itu Zee bersama rekan kerjanya berjalan menuju parkiran untuk segera pulang,karena jadwal piket sudah selesai pada pukul 16:00.

"Zee, duluan ya-" ucap rekan kerja Zee sambil melambaikan tangannya sambil menaiki mobilnya.

"Iya Hana, hati-hati." jawab Zee.

Zee yang sudah tampak penat sore itupun juga ingin cepat-cepat pulang kerumah untuk sekedar berendam air dingin. Zee sampai pada mobil kesayangannya kemudian membuka pintu mobil itu-

"Mawar putih? Coklat?" ucap Zee sedikit kaget saat melihat  bouqet bunga mawar putih dan sebatang coklat Silverqueen tiba-tiba berada tepat didepannya. "Mas- Gibran? Loh, mas Gibran harusnya udah balik ke Jakarta kan sore ini? kok- kok masih disini toh? ntar telat loh mas-" cuitan Zee membuat Gibran tidak sempat membalas perkataan-perkataan gadis ini.

Gibran memegang bahu Zee, membuat Zee terdiam menatap mata laki-laki itu. "Jadi, aku udah dikasih kesempatan buat ngomong belum nih? dari tadi nge-beo aja ih kamu." ucap Gibran memasang muka sebal.

"Emm ehehe iya deh maaf." ucap Zee merendahkan suaranya. "Emangnya kenapa toh mas? kenapa kok belum berangkat? hmm?" tanya Zee mengangkat kedua alisnya.

"Keberangkatan diundur nanti jam lima sore, Zee." jawabnya sambil bersandar di depan kaca mobil gadis kesayangannya. "Terus aku ng-ide aja buat beliin kamu ini." terusnya sambil mengangkat coklat dan bunga yang dari tadi belum sempat Zee terima. "Terima dulu ih, nih-" Gibran memberikan kedua benda tanda cinta itu.

Zee tersenyum lebar membuat matanya menyipit "Makaasiiii banyaaak" ucapnya sambil mengambil coklat dan bunganya.

Gibran tersenyum tipis melihat Zee senang menerimanya "Sama-sama, sayang.." celetuk Gibran tidak sengaja.

"Hehh- diajarin siapa panggil sayang sayang gituu hah?" gertak Zee sambil merona pipinya, malu.

"Dih- kenapa? nggak boleh? kan emang sayang. Sayaaaang banget." jawab Gibran menggoda Zee.

"Mas- malu ah. Ga mau aku dipanggil sayang sayang dulu." pipi Zee semakin memerah akibat ulah lelaki itu.

"Malu apa mau?" bisik Gibran mendekatkan sumber suaranya ke telinga Zee.

"Mas Gibran jauh jauuuhh! jangan gituu, Zee ngga mau." Zee menyingkirkan tubuh Gibran dengan paksa. "Ngambek nih aku kalo kamu gitu lagi-" Zee memanyunkan bibir berwarna pink itu.

"Bercanda doang, Zee." jawab Gibran menuruti perkataan Zee.

"Yaudah-" jawab Zee.

"Yaudah apa?" sahut Gibran.

"Yaudah ayookk-"

"Ayok kemana?"

"Ya ke bandara lah, nanti kamu telat malah gajadi pulang."

"Biar nanti aku kesana sendiri deh-"

"Ohh jadi nggak mau nih? ngga mau di antar sama Zee? yaudahh-"

"Ihh bukannya ngga mau, cuma kasian kamunya- orang baru pulang kerja kan pasti capek." jawab Gibran.

"Iya sih capek. Tapi ngga papa, aku pingin antar mas Gibran."

Gibran tersenyum tipis. "Yaudah deh kalau maksa, sini biar aku yang nyetir ya."

"Terus mobil kamu itu, gimana? masak ditinggal disini?" sahut Zee.

"Ngga apa apa, biar nanti aku suruh orang buat ngambil. Sekalian nganter barang sama koper-koper aku ke bandara."

"Oh gitu? yaudah-" jawab Zee cepat-cepat masuk melalui pintu sebelah kiri mobilnya.

__________________
_____________________

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Assalamualaikum CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang